Jumat, April 19, 2024
BerandaNewsEkonomiProduksi Dodol Besan, Dawan, Klungkung Mulai Menggeliat

Produksi Dodol Besan, Dawan, Klungkung Mulai Menggeliat

Semarapura,balipuspanews.com – Kewirausahaan yang digeluti Nengah Yuliati bersama keluarganya memproduksi dodol mulai dilirik pembeli. Usaha rumahan wanita asal desa Besan, Dawan, Klungkung ini mulai menjadi primadona warga karena dodol yang diproduksi memiliki ciri khas tersendiri. Hanya saja, pemasaran dan promosinya perlu dimaksimalkan.  Untuk membuat dodol, bahan baku yang digunakan adalah buah- buahan seperti buah salak dan buah nangka.

“Sekarang ini sudah mulai musim buah, jadi saya lebih gampang mendapatkan bahan ,” ujar Nengah Yulianti sambil menunjukan buah salah yang sudah direbus.

Bahan baku utama bagi dodol buatan keluarga Yuliati adalah buah salak dan nangka. Tiap tiga hari sekali, Yuliati mengaku mendatangkan buah salak sebanyak 1 ton dari wilayah Kecamatan Rendang Karanagsem. Sementara buah nangka, Yuliati membeli dari warga di desanya. Yuliati yang sudah menekuni usaha dodol sejak lama ini  setiap hari mengolah 100 kilo lebih buah salak menjadi 1.500 biji dodol.

” Kendala saat ini justru pada proses pengeringan. Cuaca tidak menentu seperti saat ini tidak memungkinkan jika hanya mengandalkan pengeringan dengan trik matahari,” jelas Yulianti

BACA :  Pj Bupati Jendrika Buka Kejora Atletik Pelajaran se-Kabupaten Klungkung

Tidak ada mesin pemanas , Yuliati harus mengeringkan dodol buah olahannya dengan menggunakan mesin oven. Namun, proses pengeringanya dengan oven membuat biaya operasionalnya semakin melonjak.

“ Untuk proses pengeringan dengan alat oven, dalam sehari bisa empat kali agar kualitasnya bagus. Tentu biaya operasional cukup tinggi, karena harus menggunakan gas,”  jelasnya.

Proses pembuatan dodol buah ini membutuhkan waktu cukup lama, mulai dari mengupas kulit buah yang dijadikan bahan baku, lalu merebus dilanjutkan menumbuk hingga bahan menjadi halus. Setelah bahan dipisahkan dengan bijinya, bahan yang sudah ditumbuk halus lalu dicampuri gula, baru dimasukkan ke alat pencetakan untuk dijemur

Dalam sehari, Yuliati mengirim sebanyak 3 ribu biji yang sudah dikemas dalam kemasan kotak. Satu kotak plastic berisi 10 biji dodol. Dodol buatan Yuliati dan kerabatnya dikirim ke seorang pengepul, untuk selanjutkan di pasarkan di toko oleh – oleh khas Bali. Pemasan melalui pengepul ini tentu menjadi persoalan, karena keuntungan pengusaha menjadi terpangkas.

“ Masih melalui pengepul, nah memutus rantai pemasaran inilah yang masih kami pikirkan. Jika bisa menembus langsung pengelola toko oleh – oleh, apa bisa produksi dodolnya secara berkelanjutan, ini juga harus menjadi perhatian,” ujar Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Wayan Ardiasa

BACA :  Viral Siswa SMP Berkelahi, Kadisdik Siap Panggil Pihak Sekolah yang Bertanggung Jawab

Kadis UMKM Wayan Ardiasa pun berencana melibatkan pengusaha dodol buah di Besan untuk mengikuti pameran UMKM. Hal ini agar para pengusaha memiliki link baru untuk pemasaran dan merangsang agar makin meningkatkan produksinya agar bisa dipasarkan keluar daerah. (roni/ bas)

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular