SUMEDANG, balipuspanews.com- Tidak semua orang miskin atau lansia mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH) yang digadang – gadang Kementrian Sosial. Bagi Keluarga penerima Manfa’at yang mendapat PKH, tentu saja sudah menikmati penyaluran bantuan berupa uang setiap triwulan-nya. Dibalik semua ini apakah pihak Dinas Sosial Kabupaten Sumedang telah mangaudit bagi KPM yang sekiranya sudah tidak layak lagi menerima Program Keluarga Harapan.
Realita kehidupan kadang hanya dipandang sebelah mata, dalam sebuah desa data kependudukan pasti valid. Setiap lima tahun sekali pemerintah melakukan sensus baik sensus ekonomi maupun lainnya.
Sorang Kepala Desa setidaknya melirik semua warganya dari bentuk ekonomi, usaha, dan aktivtas warganya sehari hari. Kemungkinan, belum menyenyentuh pada sosok warga yang tinggal di Kampung Talun RT 02 RW 02 Desa Pasigaran Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang yanki Abah Ihin.
Abah Ihim tinggal di rumah bambu sudah puluhan tahun, di usia yang sudah mendekati 80 tahun hidup seoarang diri dan sudah tidak bisa usaha apapun.
Pria lansia ini tak lepas dari sorban melingkar dilehernya, dia rajin ibadah dan tak pernah meninggalkan sholat lima waktu meskipun sedang sakit.
“Air wudlu mah tayamum kan bisa, alhamdulillah ayena mah cageur” ucap abah Ihin sambil mata mandang ke atap rumahnya.
Berdasarkan keterangan dari tetangganya abah Ihin sosok orang tua yang sabar dan baik. Dia pun rajin ke musholah dan Masjid, tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu.
Pada sa’at dia sakitpun tetap menjalankan ibadah sholat. Untuk makan sehari nya, dari para tetangganya “kalau saya lupa memberi makan, abah tidak makan. Soalnya kami suka keluar juga mencari nafkah” kata Mang Asef.
Abah Ihim, sama sekali tidak mengerti apa itu Program Keluarga Harapan. Abah Ihin seorang petani tulen, waktu masih kuat dan sehat abah Ihim menjadi buruh ladang untuk menghidupi kebutuhan sehari harinya
. Setelah diusia lansia dan tenaga sudah tidak kuat lagi, memasrahkan diri kepada Allah. Soal rezeki kata abah Ihin semua diatur oleh Allah.
Beberapa warga Talun Desa Desa Pasigaran Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang mengharapkan kepada pemerintah baik Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang, Pemprov Jabar dan Pemerintah Pusat melalui Kementrian Sosial agar orang yang seperti abah Ihin bisa diperhatikan.
“Bukankah setiap tahun ada dana Rutilahu dan bantuan Provinsi, apa salahnya untuk abah Ihin dibantu, bukan abah Ihim saja. Saya yakin di Sumedang masih banyak abah Ihin – abah Ihin ” ungkap Hendra.
Lebih lanjut Hendra mengemukakan, Program Keluarga Harapan PKH untuk lansia dimiinta kepada pendamping desa mendata bagi warga lansia dan benar – benar miskin.
“Saya pikir PKH masih tergolong salah sasaran, banyak warga miskin yang belum dapat sebagai KPM. Selain itu menyinggung soal Kelompok Usaha Bersama atau KUBE jangan hanya mengatasnakan saja, namun programnya tidak berjalan” katanya.
Sementara itu kepala desa Pasigaran Juma’at (17/5/2019) belum bisa ditemui dikantornya untuk dimintai keterangan, seputar Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) dana Bantuan Sosial, meskipun untuk PKH diluar dari Departemenya akan tetapi setidaknya kepala desa melalui kaur kesra ada bentuk laporan dari petugas dan pendamping PKH. Seperti program Bantuan Langsung Tunai, dan sejenisnya.
Dilansir dari media lokal Sumedang Online memeberikan sorotan sangat tajam buat Pemerintah Daerah Sumedang dan DPRD. Media tersebut menyoroti agar wakil rakyat dan boirokrasi Sumedang untuk mengedepankan, memikirkan kesejahteraan masyarakat. Seta menyoal adanya Program Keluarga Harapan PKH, kenapa orang seperti abah Ihin Nasihin tidak tersentuh.
Sumber lain mengatakan, rumah hini milik abah Ihin Nasihin sudah diajukan pada program Rutilahu, Namun samapai sa’at ini belum terealisasi oleh pemerintah setempat. Prihal abag Ihin Nasihin menjadi viral di gruop media sosial dan media online lokal Sumedamg. (Yadi/Bpn/Tim).