Kemendikbudristek Gelar Ngopi “Produksi Di Masa Pandemi dan Lokasi Syuting Di Indonesia”

foto: dok. Pusbangfilm Kemendikbud.
dok. Puspabangfilm Kemdikbud.

JAKARTA, balipuspanews.com – Direktorat Perfilman Musik dan Media Baru, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek menggelar Ngobrol Pintar (Ngopi) dengan mengusung tema “Produksi Di Masa Pandemi dan Lokasi Syuting Di Indonesia”. Ngopi kali ini menghadirkan Rahabi Mandra (Host), Je Yatmoko, Zettamind Studios, Batam (Narasumber) dan Feranda, Hore Production, Makassar (Narasumber).

Rahabi Mandra, lebih dikenal dengan nama Rahabi merupakan salah satu sutradara dan penulis skenario asal Indonesia. Pada Festival Film Indonesia 2017, ia mendapat penghargaan sebagai Penulis Skenario Adaptasi Terbaik melalui film Night Bus (2017) bersama Teuku Rifnu Wikana. Film tersebut juga mendapatkan penghargaan sebagai Film Panjang Terbaik dalam ajang yang sama dan menyabet 6 penghargaan lainnya.

Baca Juga :  InTalks to Campus, Kerja Sama DJPPR dan Unwar Edukasi Pariwisata dan Ekonomi Digital

Rahabi adalah sutradara film pendek Presiden Indonesia Joko Widodo naik sepeda motor, dalam pembukaan ajang Asian Games 2018.
Saat ini, bersama Aldo Swastia ia menjadi sutradara untuk film Kadet 1947.

Sementara itu, Je Yatmoko, Zettamind Studios, Batam mengungkapkan Zettamind Studios berdiri pada tahun 2017 yang merupakan wadah bagi sineas maupun pelaku industry kreatif yang ada di kota Batam. Karya Film yang dibuatnya yaitu Radio Pakcik Mahmud.

Menurutnya, pada tahun 2020, Zettamind Studios juga pernah terlibat dalam program Belajar Dari Rumah untuk penayangan film Indonesia “Ramlie Oii Ramlie”.

“Tujuan kami ingin bersama-sama membangun ekosistem dan kemudahan berkarya bagi sineas khususnya di kota Batam dan ikut memajukan industri kreatif nasional,” kata Je Yatmoko, (17/9).

Baca Juga :  Sejalan dengan Tujuan Pembangunan, Pengembangan Pertanian Mesti Mengedepankan 3E

Ia mengakui, ada yang dirasa berbeda saat melakukan tugasnya membuat film di masa pandemi dengan masa sebelumnya karena harus lebih hati-hati dan mengutamakan protokol kesehatan.

Hal senada juga disampaikan Feranda dari Hore Production, Makassar yang mengungkap di masa pandemi Covid-19 pihaknya sangat super hati-hati dan mentaati segala peraturan yang terkait dengan prokes. Berbeda dengan syuting sebelum masa pandemi bisa dengan leluasa. “Selama syuting kita nggak bisa lagi bebas bercengkrama di lokasi karena menerapkan prokes,” ujarnya.

Lebih lanjut Feranda mengungkapkan Hore Production adalah sebuah rumah produksi berbasis di kota Makassar yang berdiri di tahun 2020. Di tahun 2020, Hore Production memproduksi film pendek pertamanya berjudul Lika Liku Laki yang memenangkan Best Fiction Short di Minikino Film Week dan lolos seleksi di Sundance Film Festival: Asia 2021 dan karya film lainnya, Ade: A Ride To Nowhere.

Baca Juga :  InTalks to Campus, Kerja Sama DJPPR dan Unwar Edukasi Pariwisata dan Ekonomi Digital

Penulis/editor: Ivan Iskandaria.