
JEMBRANA, balipuspanews.com– Manggala Utama Paiketan Krama Istri (Pakis) MDA Bali, Ny. Putri Koster di hadapan krama desa, yowana hingga pecalang di Kabupaten Jembrana menyatakan bahwa tari Rejang adalah tari wali bukan bebalihan jadi memang perlu difungsikan sebagai tarian sakral untuk keperluan upacara.
Hal itu disampaikannya pada acara Tresna lan Punia Pakis Bali bertempat di Wantilan Pura Jagatnatha, Desa Adat Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, pada Selasa (30/5/2023).
Tari Rejang ibarat identitas bagi sebuah desa adat di Bali, karena diciptakan sesuai desa kala patra yang berlaku setempat. Wanita yang akrab disapa Bunda Putri itu dikenal getol memperjuangkan serta mengajegkan seni, adat dan tradisi Bali.
Salah satu yang menjadi perhatiannya saat ini adalah keberadaan tari-tarian wali atau tari untuk upacara yadnya yang bersifat sakral, di antaranya Tari Rejang. Dia berharap keberadaan Tari Rejang bisa terus lestari dan sesuai dengan pakem serta fungsi Tari Rejang itu sendiri.
“Akhir-akhir ini semakin banyak jenis tarian Rejang yang bermunculan. Saya harap keberadaan tari-tarian tersebut sudah sesuai dengan pakem dan nilai-nilai kesakralan Tari Rejang,” ujarnya.
Di sisi lain, Bunda Putri yang juga dikenal sebagai seniman serba bisa itu juga berpesan kepada krama Bali untuk selalu menjalankan Pergub Bali Nomor 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, melalui tidak menggunakan plastik saat membawa sesajen ke Pura, serta membawa tempat tirta sendiri.
“Selain itu, sampah-sampah pemedek sudah seharusnya dibawa lagi ke rumah masing-masing, diolah lagi di sumber masing-masing,” imbuhnya.
Pendamping orang nomor satu di Bali ini juga menyampaikan kegiatan Tresna lan Punia yang dilaksanakan Pakis MDA Provinsi Bali merupakan salah satu bentuk program aksi sosial dari Pakis MDA Provinsi Bali, untuk membantu masyarakat di samping untuk sosialisasi program kerja Pakis maupun keberadaan Pakis itu sendiri di tengah masyarakat.
Ia pun menambahkan Pakis merupakan lembaga yang baru berusia dua tahun dimana dalam usianya kali ini Pakis terus melakukan konsolidasi dan memantapkan pondasi organisasinya. Keberadaan Pakis adalah sebagai tempat berdiskusi dan sebagai wadah atau lembaga adat di majelis desa adat untuk melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dalam rangka menyerap aspirasi serta permasalahan permasalahan yang ada di desa adat sehingga permasalahan yang ada dapat dicarikan solusinya.
Tidak hanya itu, ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Pakis juga memiliki tugas untuk melestarikan adat budaya dan tradisi yang diwarisi oleh para leluhur kita di Bali sehingga di tengah gempuran modernisasi, budaya, adat istiadat, dan tradisi agar tetap lestari.
Dalam acara Tresna lan Punia pada malam hari ini, Pakis Bali menyerahkan bantuan kepada 150 warga yang terdiri dari lansia, ibu hamil, disabilitas, krama istri, pecalang dan yowana.
Bantuan yang diberikan sebanyak 3 ton beras, 300 liter minyak goreng, 150 krat telur dan susu sehingga masing masing penerima mendapatkan 20 kg beras, 2 liter minyak goreng serta satu krat telur dan satu box susu. Selain sembako juga disalurkan bantuan berupa bibit tanaman sayur dan buah.
Sementara Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat, I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra juga mengajak krama Bali khususnya para yowana untuk menjalankan serta mensosialisasikan program-program Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster dan Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.
Ia menjelaskan Gubernur Wayan Koster sangat getol melestarikan adat dan kebudayaan Bali dengan visinya Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
“Banyak program yang berpihak untuk kemajuan adat dan budaya Bali telah beliau keluarkan. Sudah seyogyanya kita menjalankan dan turut berpartisipasi aktif menyebarluaskan,” tutupnya.
Di sisi lain Bendesa Madya Kabupaten Jembrana, I Nengah Subagia menyampaikan terima kasih kepada Pakis MDA Bali terutama Ny. Putri Koster karena sudah sangat memperhatikan kramanya. Kedepan ia berharap semakin banyak yang memberi bantuan bagi kramanya yang membutuhkan.
Penulis: Budiarta
Editor: Oka Suryawan