Rai Mantra Hadiri Paruman Ida Pedanda Siwa Buddha Dharmopadesa

Wali Kota Rai Mantra menghadiri paruman di di Banjar Geria Kalempung Desa Jehem Kecamatan Tembuku Bangli

Bangli, balipuspanews.com – Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra menghadiri Paruman Ida Pedanda Siwa Buddha Dharmopadesa se-Nusantara di Banjar Geria Kalempung Desa Jehem Kecamatan Tembuku Bangli, Sabtu (10/2).

Sebelum acara dimulai, Wali Kota Rai Mantra nampak berbincang-bincang dengan para Pedanda (sulinggih) yang hadir dalam acara tersebut. Acara yang mengambil tema ‘’Melalui Paruman Sulinggih Se-Bali Nusantara kita tingkatkan kwalitas pasemetonan dengan pemahaman Tri Jnana Sandhi’’ ini dibuka secara resmi Panitia Dharma Ghosana Pusat Ida Pedanda Jelantik Dwaja Gerya Buda Keling didampingi Ida Pedanda Gede Tajung Manuaba Panitia Dharma Ghosana Kabupaten Bangli.

Manggala (Panitia) Dharma Ghosana Pusat Ida Pedanda Jelantik Dwaja mengucapkan terima kasih atas kehadiran semua Pedanda Siwa Budha seluruh Bali pada khususnya, dan Nusantara umumnya dalam acara paruman ini.

Menurut Ida Pedanda Jelantik Dwaja kegiatan, ini harus dilaksanakan setiap enam bulan sekali, untuk menyamankan persepsi dalam hal pemahaman sastra suci weda, demi kedamaian semesta. Maka dari itu setiap paruman pembahasannya akan berbeda. Untuk paruman kali ini semua sulinggih atau pedanda Siwa Buddha membahas tentang Kedurmanggalan lan caru.

“Semoga paruman ini bisa berjalan lancar dan semua persepsi Pedanda Siwa Buddha bisa menjadi satu,” harapnya.

Sementara Wali Kota Rai Mantra mengapresiasi pelaksanaan paruman sulinggih ini, yang diharapkan mampu memberikan imbas positif dalam pelaksanaan ajaran Agama Hindu. Di samping itu, paruman ini juga mampu menyamakan persepsi dalam membangun kepentingan masyarakat luas.

Sementara itu Ketua Panitia Ida Bagus Gede Wardana mengatakan, acara ini digagas oleh Ida Pedanda Sidemen Tembuku dari Gerya Jaksa Br Brahmana Bukit Kelurahan Kabupaten Bangli. Selain membangun jati diri umat kegiatan ini juga untuk mempertahankan agama, seni dan budaya. pertemuan tersebut nantinya untuk membangun komunikasi antara pedanda guna saling kenal dan saling mencintai sehingga dengan dasar tersebut setiap permasalahan akan dapat teratasi dengan baik.

Menurutnya, setiap enam bulan sekali kegiatan ini dilaksanakan secara bergiliran di seluruh Kabupaten/Kota di Bali. Sedangkan Paruman Dharmoghosana Pusat ini merupakan yang ketiga kalinya.

“Untuk itu saya merasa bangga dan bahagia karena Para Pedanda Siwa Buda berkenan untuk menghadiri dalam acara ini,” ujarnya.

Lancarnya kegiatan ini ia mengaku karena mendapat dukungan dari seluruh anggota Dharma Ghosana Pusat, Kabupaten Bangli dan peserta lainnya. Pedanda yang datang dalam acara ini sebanyak 500 orang, walaka sawantara (brahman yang telah menikah) 1000 orang dan uleman sawantara (brahmana belum menikah) 50 orang.

“Dana yang digunakan bersumber dari Ida Pedanda, para walaka dan pemerintah,” ujarnya.

Ia menambahkan, dalam acara ini semua peserta juga mendapat buku Kakawin Mayantaka, karya Danghyang Niratha yang diterjemahkan oleh IBG. Agastia.