Jumat, Maret 29, 2024
BerandaNasionalJakartaRekrutmen Prajurit dari Santri dan Agama Lainnya Mampu Jadikan TNI sebagai Sumber...

Rekrutmen Prajurit dari Santri dan Agama Lainnya Mampu Jadikan TNI sebagai Sumber Perdamaian

JAKARTA, balipuspanews.com – Keinginan KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman yang akan merekrut santri sebagai prajurit TNI, diharapkan bukan hanya dari kalangan santri saja tetapi juga anak didik dari lintas agama sehingga prajurit TNI ke depan diharapkan juga berfungsi sebagai sumber perdamaian.

Oleh karena itu, proses rekrutmen harus didasarkan pada pendekatan agama, bukan hanya pencitraan.

“Jadi TNI ini ingin mengajak, melakukan pendekatan agama dalam konteks merekatkan. Maka orang-orag yang direkrut itu adalah kader-kader santri atau lintas agama lainnya yang memiliki kemampuan mengkomunikasikan agama sebagai sumber perdamaian,” ucap Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid dalam diskusi Empat Pilar MPR RI dengan tema ‘TNI Rekrut Santri untuk Memperkokoh NKRI’ di Media Center MPR RI, Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (8/12/2021).

Gus Jazil, panggilan akrab Jazilul Fawaid mengatakan sepanjang yang diketahuinya, perekrutan santri menjadi tentara adalah program yang sudah lama dilakukan oleh TNI.

“Jadi, perekrutan santri menjadi tantara bukan hal baru dan hanya menjaga tarikan sejarah,” tegasnya.

BACA :  Wali Kota Jaya Negara Sampaikan LKPJ TA 2023

Meski dinilai baik, Gus Jazil tidak memungkiri masih ada saja yang menganggap hal itu sebagai pencitraan. Oleh karena itu, agar program ini bisa berjalan baik dan tidak memunculkan sinisme di masyarakat, ia meminta agar proses rekrutmen dilakukan secara benar.

Misalnya, berapa komposisi santri yang direkrut menjadi prajurit, berapa anggaran dan bagaimana keluarannya. Dalam hal ini, Gus Jazil yang juga Anggota Komisi III DPR berharap pembahasan mendalam mengenai persoalan ini dapat dilakukan bersama Komisi I DPR yang menjadi mitra kerja TNI.

Gus Jazil menilai rencana ini harus disikapi dengan prasangka baik karena sejauh ini masih ada tentara yang ternyata terpapar paham radikalisme. Sehingga dengan merekrut santri dan siswa dari lembaga pendidikan keagamaan lainnya, persoalan seperti itu bisa dihindari.

Pembicara lainnya, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi berpendapat rencana rekrutmen prajurit yang berlatarbelakang pemahaman agama kuat berkaitan dengan pembinaan mental.

“Saya kira sebenarnya tidak perlu disampaikan, bahkan kalau perlu penyampaiannya tanpa perlu penjelasan panjang. Karena inikan kemudian akan memunculkan kesan ada pengistimewaan,” ucap Khairul.

BACA :  Mulai Terkikis, Nyurat Aksara dan Berbahasa Bali Terus Digalakkan ke Generasi Muda

Dalam konteks membentuk prajurit yang berintegritas dan pembinaan moral dan mental, menurut Khairul pemahaman agama yang kuat seorang prajurit menjadi prasyarat dari rekrutmen dan bukan hanya di kalangan agama Islam tetapi juga agama lainnnya.

“Rekrutmen prajurit dengan pemahaman agama yang kuat, siapapun agamanya memang itu menjadi prasyarat dan saya kira itu sudah menjadi prasyarat dalam tes,” tegas Khairul.

Penulis : Hardianto

Editor : Oka Suryawan

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular