BULELENG, balipuspanews.com – Sampah plastik dengan volume besar mengambang ditengah perairan pantai Desa Pemuteran, Sumberkima, dan Pejarakan tepatnya di dekat Gili Putih pada hari Rabu (2/12/2020). Sampah-sampah yang berserakan ditengah perairan laut tersebut, diduga merupakan sampah kiriman dari daerah sekitar yang terbawa arus hingga ke tengah laut.
Mengingat wilayah perairan itu merupakan wilayah pariwisata maka sontak langsung diabadikan melalui media sosial serta mendapat berbagai komentar tajam dari nitizen terkait agar ada penanganan cepat dari dinas bersangkutan.
Tak lama kemudian, keberadaan sampah plastik yang mencemari perairan laut di wilayah desa Sumberkima itupun langsung disikapi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng yang berkoordinasi dengan Pokdarwis Gili Putih dan pelaku wisata di wilayah tersebut, kemudian melakukan pembersihan terhadap sampah itu.
Kepala DLH Buleleng, Putu Ariadi Pribadi tak menampik terkait sempat ada sampah plastik menghiasi perairan laut sekitar kawasan Gili Putih dan viral di facebook, akan tetapi pihaknga langsung bergerak cepat agar seluruh sampah bisa diatasi.
“Sudah, sudab dibersihkan. Sampah dikumpulkan dan dibawa ke TPST di Desa Sumberkima,” terangnya, Kamis (3/12/2020).
Ia mengakui setelah mendapati terkait sampah tersebut kemudian juga mengingat sampah-sampah itu berada ditengah laut, dirinya mengungkapkan bahwa untuk teknis pembersihan timnya menggunakan jukung menuju ke lokasi sampah. Disana, petugas dari DLH Buleleng dibantu Pokdarwis dan pelaku wisata memungut sampah-sampah menggunakan jaring.
Bahkan dirinya tak membantah terkait sampah-sampah yang menghiasi ditengah laut tersebut merupakan sampah kiriman yang masih belum diketahui sumbernya. Sampah-sampah itu terbawa arus laut dan angin, sehingga berkumpul di satu titik kawasan tengah laut.
“Karena Cuaca saat ini yang tidak menentu, sampah itu terbawa arus. Yang jelas, sampah ini kan adalah kiriman yang tidak diketahui sumbernya dari mana. Ya, karena dibawa angin dan arus, sehingga berkumpul ditengah laut. Kami terus koordinasi dengan pihak desa disana, sehingga dilakukan upaya antisipasi,” tegasnya.
Tak hanya itu, biasanya, sampah-sampah kiriman akan menumpuk di kawasan pantai sekitar bulan Januari sampai Maret, yang terbawa arus laut. Untuk itu Ariadi Pribadi meminta, agar masyarakat ikut bersama-sama menjaga kebersihan pantai. bahkan Ia akan melakukan pengawasan yang ketat terhadap masyarakat, agar tidak membuang sampah ke sungai ataupun sembarang tempat. Sebab, muara akhir pembuangan sampah lewat sungai adalah laut, sehingga akan mencemari lingkungan pantai.
“Khusus untuk rumah tangga, kami dorong penanganan sampah yang berbasis sumber, yakni sumber di desanya. Kurangi buang sampah ke sungai, desa-desa kami dorong untuk membuat TPS3R. Ini terus berkelanjutan,” tutupnya.
Penulis : Nyoman Darma
Editor : Oka Suryawan