Karangasem, balipuspanews.com – Sesaat sebelum terjadi erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai 1.500 meter dari puncak kawah Gunung Agung, ada sekitar 100 orang melakukan pendakian.
Kegiatan pendakian ini dilaksanakan dalam rangkaian ritual “Mulang pekelem Karya Tabuh Gentuh Pemijalan” Desa Selat, Selat, Karangasem, Selasa (13/2).
Menurut salah satu pengiring yang juga sebagai pemandu dari relawan Pasebaya, I Komang Eka Semara Putra, bahwa ada sekitar 100 orang yang melakukan pendakian untuk melaksanakan ritual mulang pekelem berupa hewan kerbau, kambing dan angsa.
Saat itu, seluruh pengiring berangkat sekitar pukul 01.30 Wita. Diakuinya, perjalanan menuju puncak sangat berat. Di mana ketebalan abu di sepanjang jalur mencapai setinggi lutut orang dewasa. Pendakian semakin sulit dengan turunnya hujan di kawasan puncak, kurang lebih selama setengah jam.
Hingga sekitar pukuk 06.30 Wita sampai di puncak Gunung Agung. Menurut Eka Semara Putra, kondisi di puncak Gunung Agung sangat hening tidak ada api atau suara apapun, bahka tidak ada tanda-tanda erupsi. Hanya saja memang sedikit tercium bau belerang saja.
Selang 30 menit kemudian, para pendaki langsung bergegas turun. Belum semua sampai di parkir Pura Pasar Agung, tiba-tiba tanpa ada pertanda apapun, mendadak saja erupsi terjadi.
“Kita saat itu sudah berada di parkir Pura Pasar Agung. Dan tidak ada tanda apapun tiba-tiba erupsi, kita panik karena rekan belum semuanya sampai sebagian masih ada di hutan,” katanya. (Suar)
