Singaraja, balipuspanews. com – Kesedihan menyelimuti keluarga korban saat Jenazah Ni Kadek Novi Ratna Dewi (21) tiba di rumah duka, di Dusun Kaja Kangin, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Jenazah korban kecelakaan lalu lintas di Jalan Gatot Subroto Timur, persisnya di sebelah Utara Simpang Jalan Suli Denpasar Timur tiba sekira pukul 18.30 wita, diantar menggunakan mobil ambulance milik RSUP Sanglah.
Keluarga seolah tidak menyangka jika wanita yang terkenal pendiam itu pergi dengan cara yang tragis. Bagian kepala hingga dadanya hancur paska terlindas ban truk box.
Kakak kandung almarhumah, Luh Meli Sri Wardani (23) menuturkan bahwa dua hari sebelum adiknya tewas, sempat dihantui mimpi buruk.
“Mimpinya jelek sekali, gigi tiba-tiba goyang bahkan hingga copot (tanggal). Pertanda buruk menurut kepercayaan orang Bali,” singkatnya.
BERITA TERKAIT:
Sementara ayah almarhum, Made Redipa (48) juga mengungkapkan hal yang sama. Meski bukan firasat buruk, namun dirinya sempat mendengar anaknya mengeluh lantaran capek bekerja di Denpasar.
Keluhan itu, tepatnya terjadi dua hari lalu saat Redipa menghubungi anaknya melalui telepon seluler.
“Kata Novi, capek, karena terus bekerja lembur, dan terakhir bilang akan minta izin istirahat di tempatnya bekerja,” ujar Redipa ditemui Selasa (2/1) malam.
Masih kata Redipa, anaknya sebelum kejadian sejatinya hendak berangkat kerja, sebagai waitress di salah satu cafe dan restoran di kawasan Jalan Hayam Wuruk, Denpasar.
Nahas, saat dalam perjalanan, Novi tertimpa musibah. Motor yang ditunggangi tiba-tiba terjatuh saat menabrak seorang petugas kebersihan.
Malangnya lagi saat terjatuh itu, muncul sebuah truk box dari arah belakang dan langsung melindas tubuh Novi.
“Saat kejadian, Novi mau berangkat kerja dari tempat kosnya di kawasan Akasia. Sudah empat bulan dia bekerja di cafe itu,” jelasnya.
Pada sisi lainnya, Redipa mengaku sudah mengiklaskan kejadian tersebut.
Rencananya, jenazah anak kedua dari empat bersaudara akan di upacarai dengan prosesi Mekinsan di Gni, pada Kamis (4/1) mendatang di Setra Desa Tamblang.
“Saya pribadi sudah ikhlas, dan menganggap ini sebagai musibah. Namun, setidaknya keluarga sopir truk datang ke sini untuk minta maaf dengan keluarga besar,” tutupnya.