
BULELENG, balipuspanews.com – Wilayah Kabupaten Buleleng yang cukup panjang dibandingkan wilayah lainnya di Provinsi Bali tentunya dikenal dengan potensi pertanian yang cukup besar.
Untuk itu sejak 2 tahun belakangan pertanian menjadi fokus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk dapat menopang pendapatan asli daerah (PAD).
Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra mengatakan dengan adanya otonomi, daerah diberikan kewenangan untuk menggali potensi PAD didaerahnya masing-masing sebagai upaya peningkatan perekonomian.
“Untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Dengan adanya pembangunan berarti ada kegiatan perekonomian yang melibatkan masyarakat sehingga kesejahteraannya meningkat,” ujarnya usai mengikuti kegiatan peringatan Hari Otonomi Daerah secara daring diruang Rapat Kantor Bupati Buleleng, Senin (25/04/2022).
Bahkan pihaknya menambahkan bahwa untuk saat ini Pemkab Buleleng tengah fokus untuk menggali potensi dari sektor pertanian. Sebab selama sekitar dua tahun semua sektor masih terganggu termasuk sektor pariwisata akibat pandemi covid-19.
“Karena situasi sekarang memang potensinya lebih kecil dari bidang pertanian. Sehingga pertanian akan lebih diintensifkan guna menopang PAD di Buleleng,” imbuhnya.
Sementara itu dalam arahan Menteri Dalam Negeri yang dibacakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Mendagri Suhajar Diantoro memaparkan secara filosofis tujuan otonomi daerah adalah mencapai kemandirian fiskal.
Dengan mendelegasikan sebagian kewenangan urusan kepemerintahan kepada masing-masing daerah.
“Sejatinya dengan menggali semua potensi sumberdaya yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah serta memacu terjadinya percepatan dan pemerataan pembangunan,” terangnya.
Tidak hanya itu, setelah 26 tahun berlalu otonomi daerah telah memberikan dampak positif. Hal itu dibuktikan dengan adanya percepatan pembangunan yang diimbangi peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), bertambahnya PAD, dan kemampuan fiskal daerah.
Namun data juga menunjukkan filosofi dari otonomi daerah yang belum berjalan optimal. Berdasarkan data dari Dirjen Keuangan Daerah, masih ada beberapa daerah yang menggantungkan keuangannya dari pemerintah pusat melalui transfer ke daerah dan dana desa.
“Kami mengimbau kepada daerah yang PAD-nya masih rendah agar melakukan terobosan dan inovasi untuk menggali potensi yang dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan PAD melebihi TKDD,” tutupnya.
Sekedar informasi adapun tema dalam peringatan hari otonomi daerah ke-26 yaitu Dengan Semangat Otonomi Daerah Kita Wujudkan ASN yang Proaktif dan Berakhlak dengan Membangun Sinergi Pusat dan Daerah Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Dalam puncak peringatan Hari Otonomi Daerah juga diluncurkan dua inovasi yaitu Sistem Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (SILPPD) versi 1.1 dan Konsultasi Virtual Otonomi Daerah (KOVI OTDA).
Penulis : Nyoman Darma
Editor : Oka Suryawan