DENPASAR, balipuspanews.com – Universitas Warmadewa (Unwar) menggelar Seminar Internasional mengangkat tema “Economic Outlock Strategies in The Face of a Global Economic Regression” yang dibuka Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati sekaligus didaulat sebagai Keynote Speaker, bertempat di Aula setempat, Jumat (18/11/2022).
Sejumlah narasumber nasional dan internasional dihadirkan. Diantaranya, Dr. Mohd Raziff Jamaludin dari Universiti Teknologi of MARA Malaysia, Prof. Abhishek Singh Bhati dari James Cook University Singapore, Manvendra Chauhan, BA.,MBA. dari Executive (IA& ER) India, Hesti Aryani, BA.,MA. dari Business Development Switzerland, dan Dr. Ni Luh Putu Indiani, SE.,MM. dari Unwar, serta dimoderatori oleh Dr. Putu Ayu Sita Laksmi, B.Bus.,M.Sc., dan Dr. I Made Suniastha Amerta, SS.,M.Par. dari Unwar.
Wagub Cok Ace mengatakan, Pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah memberikan dampak signifikan pada perekonomian global. Pandemi ini telah menjangkit 640 juta jiwa dan menelan lebih dari 6,6 juta jiwa di seluruh dunia. Dunia belum pernah menghadapi disrupsi sedahsyat ini sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi global terhambat karena beragam kebijakan karantina dan pembatasan sosial untuk mengendalikan penyebaran virus.
Namun, kita perlu bersyukur karena penyebaran kasus infeksi telah berangsur dapat dikendalikan. Hal ini seiring dengan keberhasilan program vaksinasi massal dan peningkatan kinerja sistem kesehatan publik.
Belum tuntas masalah pandemi Covid-19, kini dunia harus menghadapi tantangan lainnya yang tak kalah pelik. Perang antara Ukraina dan Rusia telah menimbulkan perlambatan ekonomi global akibat ketidakstabilan harga energi.
Krisis energi di Eropa kemungkinan besar akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan jika perang ini tidak segera menemukan resolusi damai.
Selain berdampak pada kehidupan masyarakat Eropa, krisis energi juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ketika daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih dari pandemi, kini mereka harus berhadapan dengan meningkatnya harga barang-barang pokok akibat kelangkaan energi dan disrupsi perdagangan. Hal ini tentu harus menjadi perhatian serius kita bersama.
Sebagai tujuan wisata dunia, Bali mengalami dampak terburuk karena jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali pada tahun 2020-2021 mengalami penurunan hampir 100 persen.
Penurunan sektor pariwisata sangat mempengaruhi perekonomian Bali, pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Bali menurun menjadi -9,31% (peringkat 34 dari 34 provinsi di Indonesia) dan pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Bali mulai membaik meski masih di angka -2,47% (masih peringkat 34).
Meski demikian, Bali tidak boleh terlena dengan pencapaian ini. Tantangan potensi resesi global masih harus dicermati dan ditangani dengan seksama. Pemerintah Bali sadar sepenuhnya bahwa pulau ini tidak boleh hanya bergantung pada sektor pariwisata semata.
Untuk itu, perekonomian Bali juga harus didukung dengan penguatan sektor ekonomi lainnya. Data Bank Indonesia mencatat bahwa 14 dari 17 sektor lapangan usaha di Bali mengalami pertumbuhan positif sepanjang tahun 2022.
Adapun 3 sektor lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi (35.37%), penyediaan akmamin (25,69%), dan pengadaan listrik (22,46%).
Dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi Bali, terdapat beberapa rekomendasi yang perlu diupayakan oleh semua pihak. Rekomendasi tersebut yakni: Mendorong peningkatan daya saing penyelenggaraan MICE melalui insentif dan paket wisata yang menarik. Meningkatkan promosi untuk membuka jalur penerbangan langsung menuju Bali.
Seluruh langkah pemulihan ekonomi Bali ini harus melibatkan pemangku kepentingan lainnya, mulai dari swasta hingga kelompok masyarakat. Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen penuh untuk senantiasa memberikan dukungan berupa regulasi, stimulus, peningkatan kapasitas, dan perluasan potensi pasar bagi ekonomi Bali.
“Kami sadar sepenuhnya bahwa kondisi ekonomi global saat ini saling terhubung satu sama lain. Sehingga, pelemahan ekonomi di satu negara akan berdampak pada negara lainnya. Oleh sebab itu, upaya untuk memulihkan dan meningkatkan ketangguhan ekonomi harus dilakukan oleh semua negara,” pungkas Wagub Cok Ace.
Sementara itu Rektor Universitas Warmadewa Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E., Sp.ParK., menyampaikan, kegiatan seminar yang digagas oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unwar ini sebagai rangkaian dari peringatan HUT ke-38 FEB Unwar, juga sangat dirasa penting dalam menghadapi perkembangan ekonomi saat ini.
Ekonomi global yang berjalan sangat dinamis merupakan suatu hal yang harus menjadi perhatian kita bersama, terlebih dampak yang ditimbulkan oleh perang antar Ukraina dan Rusia, yang akan berdampak pada krisis pangan dan isu resesi tidak bisa dielakkan.
“Kami berharap Seminar Internasioanal yang menghadirkan beberapa narasumber yang expert dalam bidangnya, dapat mememberikan kita pencerahan dalam menghadapi ekonomi global,” harap Rektor.
Dalam kesempatan sama, Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., mengapresiasi diselenggarakannya seminar internasional ini oleh FEB Unwar.
Dikatakan, tema seminar internasional ini sangat strategis dalam rangka mengcreate kebijakan-kebijakan yang pro rakyat dalam konteks perekonomian global dalam menghadapi krisis dan resesi ekonomi global yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023.
Hal ini menjadi perhatian yang serius bagi kalangan akademisi dan penggiat ekonomi untuk bisa memberikan kontribusi pemikiran. Bagaimana Indonesia dan Bali pada khususnya mampu bertahan dalam menghadapi tantangan dampak dari resesi ekonomi global.
Hal senada disampaikan Dekan FEB Unwar, Dr. I Made Sara, SE.,MP., mengatakan, seminar internasional ini merupakan seminar yang kedua yang digelar FEB Unwar serangkain menyambut HUT ke-38 FEB Unwar. Topik yang diangkat tekait dengan bagaimana pengembangan pariwisata Bali ke depan pasca Covid-19.
Apalagi KTT G20 yang baru selesai dilaksanakan di Nusa Dua-Bali akan berdampak pada pengembangan pariwisata Bali ke depan. Sehingga, kesiapan Bali sebagai destinasi pariwisata harus direncanakan mulai saat ini. Apalagi, ekonomi global diprediksi akan mengalami resesi pada tahun 2023.
“Kami berharap peserta seminar internasional ini lebih responsip menangkap apa yang disampikan oleh para pembicara, sehingga mampu diimplementasikan dalam mewujudkan visi Universitas Warmadewa yang bermutu, berwawasan ekowisata, dan berdaya saing globla 2034,” pungkas Made Sara.
Penulis: Budiarta
Editor: Oka Suryawan