BULELENG, balipuspanews.com – Dewa Made Rai Sudarsana,36, dan Made Giriantini,26, pasutri asal Banjar Dinas Kerobokan, Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu tak pernah menyangka bahwa anak ketiganya akan lahir dengan kelamin ganda.
Informasi yang berhasil dihimpun anak ketiga dari pasutri tersebut terlahir berkelamin laki-laki dan perempuan, pada Selasa (16/2/2021) di RSU Karya Dharma Husada (KDH) Bross, Singaraja melalui persalinan secara sesar.
Kondisi tersebut akhirnya membuat pasutri ini bingung, meski terlahir dengan dua kelamin bayi itu dinyatakan sehat dan kedua kelaminnya berfungsi dengan baik saat buang air kecil.
I Dewa Made Rai Sudarsana yang tidak lain ayah dari sang bayi mengaku bahwa sebelumnya sang istri telah menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan, pada Sabtu (13/2/2021) pagi.
Pada saat itu perut dari Giriantini sudah terasa sakit dan disusul dengan pecahnya air ketuban, sontak Dewa kemudian melarikan istrinya ke Puskesmas II Busungbiu untuk mendapat pertolongan.
Namun setelah diperiksa akhirnya sang istri dilarikan ke RSU Karya Dharma Husada (KDH) Bross. Selang beberapa hari akhirnya bayi dengan berat 3,2 kilogram, usia kandungan 9 bulan lahir.
“Lahirnya Selasa sore sekitar pukul 18.00 WITA melalui persalinan sesar. Tapi setelah diperiksa, ternyata ada kelainan pada jenis kelamin bayi saya (Dewa),” tuturnya saat ditemui di rumahnya, Kamis (25/2/2021).
Meski dalam kondisi lahir dengan kelamin ganda pihak RSU KDH Bross menyatakan bayi tersebut bisa dibawa pulang, sebab kondisi bayi sehat. Namun nantinya akan kembali dilakukan pemeriksaan terhadap ibu dan bayi pada Jumat (26/2/2021).
“Kondisi sebelumnya anak saya (Dewa) sehat dan sudah diperiksa, tapi besok (Jumat) rencananya akan kontrol kembali ke RS,” terangnya.
Dengan kelahiran bayinya kali ini, Dewa sama sekali tidak menduga sebelumnya, sebab dari riwayat kehamilan anaknya yang sebelumnya hingga lahir tetap normal. Bahkan saat mengandung bayinya itu tidak pernah ada permasalahan dengan kandungannya dan sang istri rutin menjalani USG dan pemeriksaan.
“Pas istri mengandung biasa saja termasuk pas USG kondisi kandungannya sehat,” imbuhnya.
Melihat kondisi bayinya saat ini pihak keluarga pun belum memberikan nama untuk sang buah hati. Akan tetapi saat ini pihaknya masih fokus menunggu selama 3 bulan sesuai petunjuk dokter untuk penanganan medisnya, jika bisa dilayani menggunakan KIS di rumah sakit.
“Saran dokter menunggu tiga bulan dulu baru bisa di-USG. Ya semoga jenis kelaminnya cepat diketahui dan kami bisa berikan nama dalam tiga bulan,” harapnya.
Disisi lain, Kadis Sosial Buleleng, Putu Kariaman Putra yang mendapat laporan dari Kepala Desa langsung menyambangi rumah keluarga bayi, pada Kamis (25/2/2021). Dalam kunjungannya pihaknya langsung menyerahkan kartu KIS untuk si bayi agar bisa digunakan memfasilitasi penanganan selanjutnya.
“Untuk mempermudah ke RS, kami memberikan pendampingan kartu KIS, agar keluarga bayi yang kurang mampu tidak terbebani dengan biaya,” sebutnya.
Pendampingan ini sesuai ketentuan yang berlaku nantinya akan memfasilitasi penanganan medis untuk si bayi mulai dari pemeriksaan, hingga tindak lanjut di RSUD serta rujukannya. Ini juga akan dikawal agar dibantu oleh Pemerintah Daerah.
“Tentu kami akan berkoordinasi dengan RSUD, Dinas Kesehatan. Sementara tupoksi kami adalah bagaimana warga yang bersangkutan bisa diprogramkan DTKS, untuk mendapatkan program dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,” pungkasnya.
Penulis : Nyoman Darma
Editor : Oka Suryawan