Sepanjang Tahun 2023 Berjalan, RSUD Karangasem Tangani 18 Kasus Sipilis

Kabid pelayanan RSUD Karangasem, dr. I Komang Wirya
Kabid pelayanan RSUD Karangasem, dr. I Komang Wirya

KARANGASEM, balipuspanews.com
Hingga April tahun 2023 ini, RSUD Karangasem sedikitnya telah menangani 18 kasus sipilis, dimana penderitanya lebih didominasi oleh jenis kelamin perempuan.

Dari 18 kasus tersebut, 6 kasus diantaranya diderita oleh pasien berjenis kelamin laki-laki, sedangkan12 kasus sisanya penderitanya adalah pasien berjenis kelamin perempuan.

Kabid Pelayanan RSUD Karangasem, dr. I Komang Wirya memgatakan, rata- rata kasus sipilis yang ditangani di RSUD Karangasem menjalani pengobatan rawat jalan di Poliklinik RSUD Karangasem.

“Ada 18 kasus hingga April 2023 ini, gejalanya adanya luka di daerah kelamin, anus dan bibir, juga bisa rawan gatal yang lama serta nyeri pada bagian sendi hingga lemes,” ujar Wirya dikomfirmasi, Kamis (1/6/2023).

Semetara itu, terkait dengan penyakit sipilis, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem, dr. I Gusti Bagus Putra Pertama menerangkan, penyakit sipilis atau raja singa adalah salah satu penyakit menular seksual atau IMS yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah jenis Treponema pallidum. Bakteri tersebut menginfeksi tubuh manusia melalui luka di alat kelamin, anus, bibir, maupun mulut.

Baca Juga :  Dermaga Apung Dipasang di Pantai Lovina

“Awal kemunculan luka tersebut cenderung tidak disertai dengan rasa nyeri, karena lukanya tidak terasa nyeri, sipilis kadang tidak langsung disadari oleh penderitanya. Walau begitu, penderita tetap bisa menularkan infeksinya ke orang lain. Apabila tidak ditangani sesegera mungkin, sipilis berisiko menyebabkan komplikasi penyakit lain, seperti kerusakan jantung, tumor, infeksi HIV, dan gangguan kehamilan serta persalinan bagi ibu hamil,” terang Putra Pertama.

Lebih lanjut, penularan penyakit ini dipicu oleh aktivitas seksual yang dilakukan oleh penderitanya, seperti penetrasi, seks oral, atau seks anal. Oleh karena itu, sipilis adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan menggunakan alat pengaman, seperti kondom, saat melakukan aktivitas seksual.

Selain itu, sipilis adalah penyakit yang juga berpotensi ditularkan dari ibu penderita ke bayinya. Sipilis bawaan pada bayi baru lahir disebut dengan istilah sipilis kongenital. Kondisi kongenital pada bayi dapat dikurangi risikonya dengan mengobati penyakit tersebut sebelum ibu hamil memasuki umur kehamilan 4 bulan.

Baca Juga :  Wabup Ketut Suiasa Pimpin Rakor HLM TPID Kabupaten Badung

Untuk diketahui, adapun gejala penyakit sipilis terdiri dari 4 tahap, yaitu Primer yang ditandai dengan munculnya luka pada alat kelamin, dubur, bibir, maupun mulut dalam waktu 10 sampai dengan 90 hari setelah bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh.

Sipilis Sekunder, tahapan ini terjadi munculnya ruang di beberapa bagian tubuh, seperti telapak tangan atau kaki. Di samping itu, penderita sipilis sekunder juga akan merasakan beberapa gejala lain, seperti flu, sakit kepala, nyeri sendi, demam, kelelahan, pembesaran kelenjar getab bening, rambut rontok dan penurunan berat badan.

Sipilis Laten, pada tahap ini penderita tidak mengalami gejala klinis tertentu. Namun, di 12 bulan pertama sipilis laten terjadi, penderita masih dapat menularkan infeksinya. Setelah 2 tahun, infeksi tidak dapat menular lagi, meskipun bakteri penyebab sipilis masih ada di dalam tubuh. Apabila tidak segera ditangani, sipilis laten dapat berlanjut ke tahap berikutnya, sipilis Tersier.

Baca Juga :  17 Siswa SMP di Buleleng Ikuti Pertukaran Pelajar ke Australia

Infeksi tahap tersier ini merupakan tahapan dalam penyakit sipilis yang paling berbahaya. Dimana tahap ini biasanya akan muncul 10 sampai 30 tahun setelah infeksi primer.

Gejala sipilis tersier umumnya ditandai dengan munculnya gumma atau tumor kecil pada bagian tubuh tertentu.Di samping itu, sipilis tersier juga dapat berdampak pada organ tubuh lain, seperti jantung, otak, mata, hati, serta pembuluh darah. Karena itulah, penderita sipilis tersier rentan untuk terkena penyakit jantung dan stroke.

“Langkah pengobatan sipilis dilakukan sesuai dengan tahapannya. Bagi penderita sipilis primer dan sekunder, dokter akan mengobatinya dengan menyuntikkan antibiotik  ke dalam otot. Sedangkan, untuk penderita sipilis tersier akan mendapatkan antibiotik melalui jalur intravena (infus).

Untuk ibu hamil penderita penyakit ini juga akan mendapatkan penanganan yang sama dengan pengidap sipilis tersier. Setelah mendapatkan pengobatan, penderita akan melakukan pemeriksaan darah kembali untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh total,” kata Pertama.

Penulis: Gede Suartawan
Editor: Oka Suryawan