BULELENG, balipuspanews.com – Persoalan pembayaran tunggakan gajih pegawai PT Tirta Mumbul Jaya Abadi yang memproduksi air mineral merk Yeh Buleleng mulai menemui titik terang. Perkembangan terakhir pemegang saham terbesar yakni Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng akhirnya mulai memberikan kepastian terhadap gaji para karyawan.
Akan tetapi, kepastian pencairan gaji bukan pada pelunasan tunggakan gaji karyawan selama 7 bulan yang selama ini belum terbayarkan. Untuk penyelesaian pelunasan sisa tunggakan ini pemilik saham akan mencicil tergantung perkembangan perusahaan selama di tahun 2022.
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng Made Lestariana menjelaskan jika karyawan sudah mengetahui apabila selama pandemi Covid-19. Begitu jelas kondisi perusahaan sedang terkendala keuangan.
Bahkan dari hasil rapat ada kesepakatan terhadap para karyawan dengan perusahaan. Jika karyawan akan diberikan gaji selama masih bekerja di tahun ini, apakah itu bersifat harian atau mingguan.
“Saat ini para karyawan diupayakan untuk bekerja maksimal. Jadi, selama karyawan bekerja dipastikan akan di bayar,” ungkapnya saat dikonfirmasi Minggu (16/1/2022).
Bahkan saat ini untuk memaksimalkan perkembangan perusahaan, di tahun ini pihak pemegang saham sudah akan melakukan atau mengambil langkah-langkah strategis termasuk melakukan upaya perbaikan dari segi marketing, produk, dan Sumber daya Manusia (SDM). Sehingga diharapkan produk yeh Buleleng bisa menjadikan badan usaha yang berkembang.
Disamping itu saat ini perusahaan juga tidak akan melakukan PHK terhadap karyawan, akan tetapi jika ada karyawan ingin berhenti pihaknya akan mempersilahkan.
“Tunggakan gaji akan dijadikan saham di perusahaan, jadi nanti liat perkembangan perusahaan juga. Ketika berkembang pesat akan langsung bisa dibayarkan dengan cara mencicil atau nanti kedepan seperti apa,” tambahnya.
Kemudian saat disinggung terkait penjualan beberapa aset, direktur tiga periode ini mengatakan jika sudah melakukan berbagai upaya. Namun aset berupa tanah tidak bisa laku terjual lantaran harga jatuh turun karena terdampak pandemi. Sementara untuk aset kendaraan, diakui jika masih memilah beberapa unit kendaraan yang sudah tidak produktif kemudian di jual.
Penulis : Nyoman Darma
Editor : Oka Suryawan