STMIK Primakara Inisiasi Bali StartUp Summit, Artana: Bali Surganya StartUp

Ketua STIMIK Primakara Made Artana saat pembukaan Bali StatUp Summit 2021
Ketua STIMIK Primakara Made Artana saat pembukaan Bali StatUp Summit 2021

DENPASAR, balipuspanews.com – Ditengah pesatnya arus perkembangan teknologi dan informasi mendorong masyarakat berlomba-lomba untuk melakukan inovasi dan terobosan melalui digitalisasi.

Untuk kali pertama di Bali, STMIK Primakara menginisiasi program Bali StartUp Summit dengan tujuan untuk membangkitkan perekonomian di Bali di tengah badai pandemi Covid-19 melalui digitalisasi menuju pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya Bali.

Berlangsung di Hotel Prime Plaza, acara dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, dan menghadirkan narasumber Menteri BUMN Erik Tohir, Ketuan Dewan Pengarah ICCN Wishnutama Kusubandio yang hadir secara hybrid.

Mengusung tema #CiliconBali atau Mimpi Bali, Chairman Bali StartUp Summit 2021 Made Artana, S.Kom, M.Kom, MM, yang juga Ketua STMIK Primakara mengungkapkan, Bali yang sebelumnya bergatung pada sektor pariwisata, namun pada saat pandemi sekarang ini perekonomian lumpuh akibat dampak pandemi ini.

Terbersit dari sana, pihaknya memiliki inisiatif untuk menggarap industri digital. Dirinya berharap setelah manti Pariwisata pulih dan industri digital juga mampu tumbuh berbarengan dan berkembang seiring perkembangan teknologi informasi.

Selain itu, Artana menambahkan, acara ini juga bertujuan untuk mengidupkan ekosistem StartUp di Bali agar lebih banyak. Sehingga setelah StartUp berkembang selanjutnya akan dikoneksikan agar bisa saling berkolaborasi. Setelah itu baru akan menyusun strategi, untuk menjadi pemain serius di bidang StartUp.

“Harapan kami agar Bali menjadi surganya StartUp di Indonesia dengan bermarkas di Pulau Dewata, dengan digarap mualai dati lokal untuk berkembang ke kancah nasional maupun internasional,” tegasnya.

Kata Artana, sedikitnya ada 40 StartUp yang ikut berexibisi dalam gelaran Bali StartUp Summit kali ini. Dari jumlah tersebut, 10 StartUp berasal dari perguruan tinggi di Bali, dan 30 StartUp lainnya merupakan seleksi dari 80 StartUp yang mendaftar, yang sudah dilakukan proses seleksi.

Sementara hadir sebagai keynote speaker Filianingsih Hendarta, selaku Asisten Gubernur Bank Indonesia, menyambut baik program yang diinisiasi STMIK Primakara ini karena akan mendukung pemulihan ekonomi nasional dan Bali pada khususnya. Pihaknya mendukung penuh program ini dengan dikembangkannya StartUp yang berbasis digitalisasi.

Sebagai bentuk dukungan dari BI, pihaknya menyediakan modul-modul bagi generasi muda yang ingin mencoba dan memulai StartUp dan bisa mencoba modul yang sudah disediakan. Dari modul ini akan ada tahapan-tahapan dari pemula hingga tahapan lanjutan yang sudah berpengalaman.

Pihaknya mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam mengembangkan digitalisasi.

“BI menyediakan modul-modul ini yang juga merupakan sumbangsih dari Kementerian maupun Bank dalam satu website,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, ingin mendorong Bali menjadi pusat digital di Indonesia. UMKM di Bali masih banyak yang memerlukan dorongan digital.

Pihaknya menekankan daerah-daerah di Bali yang sudah tidak ada blank spot agar lebih maju melalui digitalisasi. Di Bali, lanjut Trisno, Perguruan Tinggi yang memiliki IT hanya kampus STMIK Primakara maupun ITB Stikom Bali, yang mempunyai teknologi informasi.

Pihaknya ingin bersama-sama berbagi untuk membangun Bali melalui digitalisasi. Dan ingin menggarap serius digitalisasi ini. Dengan membagi kampus-kampus yang memiliki program IT untuk daerah yang belum maju seperti Jembrana, Karangasem, Tabanan, Bangli, Buleleng dan Klungkung.

“Anak-anak muda ini yang harus membantu ibunya dan orangtuanya. Dari 9 Kabupaten/Kota yang maju baru 3 Kabupaten/Kota diantaranya Denpasar, Badung, Gianyar,” bebernya.

Sedangan enam Kabupaten lainnya masih jauh dan perlu mendapat dorongan mudah-mudahan bisa menyumbangkan anak-anak ke kabupaten tersebut agar merata perkembangannya.

“Bali perlu digitalisasi pertanian maupun property. Selain itu, Indonesia dan Bali khususnya perlu juga mengembangkan game, karena sekarang ini peluang di dunia game dikuasai orang luar seperti Amerika,” pungkasnya.

Penulis: Budiarta

Editor: Oka Suryawan