Jumat, April 26, 2024
BerandaBulelengTanggap Bencana, BPBD Gelar Simulasi

Tanggap Bencana, BPBD Gelar Simulasi

Singaraja, balipuspanews.com – Suara sirine Tsunami Early Warning System (TEWS) membuat masyarakat panik hingga mereka berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri agar terhindar dari petaka Tsunami.

Rupanya, gempa bumi berkekuatan tinggi kembali mengguncang kawasan Seririt. Bersamaan dengan itu, pada pukul 10.00 wita, petugas PMI, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Orari, TNI/Polri, serta SAR dengan sigap, langsung melakukan evakuasi terhadap sejumlah warga korban gempa berkekuatan tinggi tersebut.

Situasi gempa bumi disertai Tsunami yang sempat mengguncang wilayah Seririt pada tahun 1976 lalu, masih menyisakan luka mendalam di benak masyarakat Buleleng, khususnya Kecamatan Seririt. Masifnya bencana itu, membuat sebagian besar wilayah Seririt luluh lantak dan mengakibatkan 559 orang meninggal dunia.

Kemudian hal itu digambarkan dalam sebuah simulasi yang dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Buleleng bertempat di Lapangan Umum Seriri, Rabu (26/4).

Simulasi itu dilangsungkan di Lapangan Seririt dan melibatkan sejumlah instansi terkait seperti PMI, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Orari, TNI/Polri, serta SAR.

Perlunya simulasi dilakukan mengingat Kabupaten Buleleng pernah beberapa kali diguncang gempa bumi hebat. Tercatat pada 22 November 1815, Buleleng pernah diguncang gempa bumi berkekuatan tujuh skala richter yang diikuti tsunami. Bencana itu menewaskan sedikitnya 1.200 orang warga. Pada 14 Juli 1976, musibah gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter terjadi di Seririt yang mengakibatkan 559 orang tewas, 850 orang luka berat, dan 3.200 orang lainnya luka ringan.

BACA :  Touring Kebudayaan Borobudur to Berlin, Ketua MPR RI Dorong Suburkan Toleransi dan Perdamaian

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Made Subur mengatakan jika simulasi itu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana yang terjadi di Buleleng. Sebab, Wilayah Kabupaten Buleleng termasuk daerah yang rawan terkena bencana.

“Melalui simulasi ini diharapkan warga bisa lebih waspada dan tahu cara menyelamatkan diri. Jangan pikirkan harta benda lagi selain menyelamatkan diri dan sanak saudara. Kalau sudah terdengar suara sirine, kami harap agar warga langsung mencari titik aman evakuasi. Sebab rentang waktu selama 15 menit untuk menyelamatkan diri kalau ada potensi tsunami,” kata Subur.

Guna menekan angka tingginya korban saat terjadi gempa disertai Tsunami, BPBD Buleleng telah memasang rambu evakuasi di beberapa titik di Kecamatan Buleleng dan Seririt. Untuk di wilayah Kecamatan Seririt, BPBD Buleleng telah menyiapkan empat lokasi evakuasi yakni di Pura Gede Pengastulan, SDN 1 Bubunan atau Kantor Perbekel Bubunan, SMPN 1 Seririt, serta Lapangan Umum Seririt.

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular