Selasa, Maret 19, 2024
BerandaDenpasarTerkait Fodor’s Travel, Koster: Kampanye Negatif Dilakukan Pesaing

Terkait Fodor’s Travel, Koster: Kampanye Negatif Dilakukan Pesaing

DENPASAR, balipuspanews.com- Media Amerika Serikat, Fodor’s Travel, baru saja meluncurkan daftar destinasi yang disarankan untuk tidak dikunjungi pada 2020. Bali, masuk dalam daftar destinasi No List.

Menyikapi hal tersebut, Gubernur Bali I Wayan Koster menyebut itu merupakan bagian dari persaingan dari kompetitor atau pesaing terhadap Bali yang dikenal sudah mendunia, bahkan sudah menjadi destinasi terbaik dunia.

” Ini bagian dari Kampanye negatif dilakukan pesaing,”tegasnya.

Kondisi Bali, secara umum sebenarnya baik dan layak untuk dikunjungi wisatawan. Meskipun ada hal kecil yang masih kurang di Bali, itu masih bisa ditangani.

Menyikapi kondisi ini, Pria asal Bumi Panji, Buleleng ini akan menyiapkan strategi menyikapi permasalahan dan keluhan terkait yang terjadi seperti dilansir pada media amerika tersebut.

“Dalam waktu dekat akan berkumpul dengan pelaku pariwisata, untuk membahas sejumlah masalah seperti
turis mencuri, mabuk, berantem, melanggar seperti masuk ke tempat suci duduk di tempat tidak semestinya, kenakalan, kriminal,” sentilnya.

Hal senada dikatakan pengamat Pariwisata sekaligus Kepala Pusat Penelitian Kebudayaan dan Pariwisata Universitas Udayana (Unud) Denpasar, Dr. Agung Suryawan Wiranatha, mengatakan kemungkinan yang terjadi dari pemberitaan itu adalah media tersebut jujur melakukan survei, kemudian mempublikasikan hasilnya, atau ada pihak-pihak kompetitor yang memberikan ‘bisikan’ negatif tentang pariwisata Bali akibat persaingan pariwisata kedepan yang semakin ketat.

BACA :  OJK Bali Dorong Penyaluran KUR bagi Petani dan UMKM

Pertama, terkait masalah sampah. Ia menilai dari dulu persoalannya memang seperti itu, tetapi kini Pemprov Bali sudah melakukan action . “Pak Gubernur sudah berusaha mengurangi sampah plastik, itu hal yang bagus,” ujarnya.

Kedua, yang menjadi masalah terkait kenakalan wisatawan saat ada di Bali. Hal itu terjadi karena wisatawan yang datang ke Bali tidak terseleksi dengan baik karena mereka masuk Bali dengan bebas visa. Khawatirnya, wisatawan yang datang ke Bali adalah mereka yang memang dalam keadaan keterbatasan keuangan sehingga ketika sampai di Bali wisatawan itu berpotensi membuat masalah.

“Menurut prediksi kan ada resesi ekonomi dunia. Maka dari itu persaingan semakin ketat,” kata Suryawan di Denpasar.

Secara tegas Suryawan menyebut bahwa Bali masih sangat layak untuk dikunjungi. Terkait over tourism yang dikeluhkan, tidak benar adanya. Dia mencontohkan seperti, di Tulambem,
Lovina, tidak terjadi over tourism, hanya beberapa lokasi saja terjadi itupun sewaktu-waktu.

Juga tak dapat dipungkiri bahwa berita di media juga mempengaruhi cara pikir wisatawan.

BACA :  Cari Berkah BTV : Sule Kena Semprot Mimin Eva karena Beli Burung Opie Kumis

Maka dari itu ia menyarankan agar Bali membuat media center untuk mengcounter dengan memberikan berita opposite atau berita yang baik sehingga yang buruk itu ditutupi oleh banyak yang baik. Dengan demikian animo wisatawan yang berkunjung ke Bali tetap meningkat. (bud/bpn/tim)

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular