Terkendala Air, Pohon Perindang Tetap Berbunga

Pohon perindang jalan yang ditanam di seputar kota Negara
Pohon perindang jalan yang ditanam di seputar kota Negara

NEGARA, balipuspanews.com- Musim kemarau panjang bukan saja mengakibatkan warga Jembrana diberbagai wilayah mengalami krisis air serta menimbulkan musibah kebakaran. Pohon perindang jalan yang ditanam di seputar kota Negara juga terkena imbas dalam perawatanya lantaran minimnya pasokan air untuk penyiraman.

Di jalan-jalan wilayah kota Negara Pemkab Jembrana menanam pohon perindang jenis Bunga Tabebuya dan Bunga Bungur ( Tangi ) yang merupakan penganti pohon perindang jenis trembesi yang sebelumnya sering tumbang. Kedua jenis pohon perindang itu memang tumbuh dengan baik karena perawatannya cukup mudah.

Selain dibersihkan petugas dari dinas Lingkungan Hidup (LH) Pemkab Jembrana juga melakukan pemangkasan dan penyiraman. Namun ditengah musim kemarau panjang ini perawatan pohon perindang jalan itu sempat mengalami kesulitan karena terkendala karena pasokan air terbatas untuk penyiraman.

Baca Juga :  Jelang HUT ke-78 TNI, Gelas Ziarah ke TMP

“Sempat terkendala pasokan air untuk menyiram, karena Jembrana hampir berbulan-bulan tidak hujan, “ ujar Kadis LH Pemkab Jembrana I Wayan Sudiarta, Kamis (7/11).

Meski sempat terkendala air untuk penyiraman, namun pohon perindang jenis Bunga Tabebuya dan Bunga Bungur itu mampu bertahan hidup dengan baik. Bahkan kedua jenis pohon perindang itu kini mulai berbunga.

Bunga yang mulai bermekaran itu mampu mempercantik wajah kota Negara di jalur Denpasar – Gilimanuk.

Pohon Tabebuya kuning banyak ditanam di sepanjang ruas jalan Ngurah Rai serta jalan Sudirman. Sementara pohon Bungur banyak di tanam di jalan Hayam Wuruk Dangintukadaya.

“Saat musim kemarau panjang ini membantu bunga bermekaran lebih cepat. Ini juga dipengaruhi dari cuaca di Jembrana,” ungkapnya.

Baca Juga :  Diduga Karena Korsleting, Kantor Desa Pohsanten Terbakar

Pemkab melalui dinas LH memang sengaja menanam Tabebuya serta Bungur selain untuk keteduhan, juga untuk keindahan. Pohon Tabebuya itu ditanam sebagai media tengah jalan, sedangkan bungur sebagai pohon perindang ditepi jalan.

Dipilihnya pohon Tabebuya ini karena saat musim kemarau, tetap hijau dan daunnya jarang berguguran. “Bahkan, di musim panas seperti sekarang ini, berbunga lebat dan memberikan kesan eksotik,” jelasnya.

Sementara pohon Bungur karena merupakan tanaman lokal endemik Bali. Sejak tahun 2016, Pemkab Jembrana mulai menanam pohon Bungur sebanyak 399 pohon. Di Jembrana bahkan pohon bungur ini banyak dijumpai tumbuh liar di huta-hutan desa.

Selain itu, struktur pohonnya juga kuat sehingga tidak membahayakan pengguna jalan. “Pohon Bungur ini tanaman lokal beda sama Tabebuya. Orang Bali menyebutnya pohon Tangi karena warna bunganya ungu terlihat begitu mencolok, “ terangnya.

Baca Juga :  Peringatan Maulud di Air Kuning Dihadiri Wabup Ipat

Untuk perawatannya relatif mudah dimana cukup dibersihkan oleh petugas sambil memelihara taman.

“Pemeliharaan juga rutin dengan penyiraman, pembersihan serta pemupukan secara berkala. Perawatan lainnya cuma pemangkasan saja, tidak ada yang lain. Terutama pemangkasan naungan pohon serta dahan yang kering,” pungkasnya. (nm/bpn/tim)