Jumat, Maret 29, 2024
BerandaNasionalTersedianya Akses Air Bersih, Dukung Percepatan Penurunan Stunting

Tersedianya Akses Air Bersih, Dukung Percepatan Penurunan Stunting

JAKARTA, balipuspanews.com – Bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhajir Effendy meninjau pembangunan alat penyediaan air minum bersih dan sanitasi perdesaan berbasis masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Sindangsari, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan tersedianya kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang menjadi salah satu indikator penting dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting.

“Saya berpesan kepada seluruh keluarga yang memiliki anak dengan kondisi stunting serta para pendamping desa untuk terus mendampingi dan mengedukasi masyarakat khususnya para ibu terkait dampak dari bahaya stunting. Mengingat persoalan ini tidak terlepas dari peran penting Ibu dalam memastikan tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal,” ungkap Menteri Bintang dalam sesi Dialog Bersama Masyarakat Penerima Manfaat Pembangunan Air Bersih, Keluarga dengan Anak Stunting, serta Pendamping dari 10 Desa dengan Lokus Stunting Tertinggi di Kabupaten Serang (22/03).

Menteri Bintang juga menegaskan dibutuhkan peran suami untuk mendukung istri mereka masingmasing untuk menurunkan angka stunting dan menghasilkan anak sebagai generasi masa depan bangsa yang berkualitas. Hal ini tidak terlepas dari peran penting perempuan sebagai garda terdepan dalam melindungi anak dari stunting karena 1000 hari pertama kehidupan anak begitu penting dalam menentukan masa depannya. 1000 hari pertama tersebut dimulai dari masa kehamilan hingga anak lahir dan tumbuh berkembang hingga usia 2 tahun.

BACA :  RPJPD Diharapkan Disusun Sebagai Bingkai Pembangunan Sesuai Potensi Daerah

Terjadinya stunting juga disebabkan karena adanya ketimpangan gender dalam keluarga, seperti masih terdapat budaya yang membiasakan perempuan/ibu harus makan setelah anggota keluarga lainnya selesai, pemahaman diet yang menyimpang, pantangan makan yang salah bagi ibu hamil. Hal ini mengakibatkan 1 (satu) dari 3 (tiga) ibu hamil mengalami anemia hingga menyebabkan anak yang dilahirkan kekurangan gizi.

“Kemen PPPA terus berupaya menangani persoalan ini dengan melakukan pendampingan pada Kementerian/Lembaga terkait untuk mengimplementasikan strategi pengarusutamaan gender (PUG) dalam pembangunan, serta menyusun Pedoman dan melakukan Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) untuk pencegahan stunting,” ungkap Menteri Bintang.

Selain itu, Kemen PPPA bersinergi dengan perguruan tinggi, dunia usaha, dan masyarakat telah melaksanakan program Kampung Anak Sejahtera (KAS) sebagai model yang dapat direplikasi oleh daerah lainnya di Indonesia untuk mengedukasi para Ibu tentang bagaimana memberikan pola asuh yang baik, serta memenuhi kebutuhan gizi anak dalam mencegah dan menurunkan stunting.

Pada rangkaian acara ini, Menteri Bintang turut menyaksikan acara penandatanganan Deklarasi Kabupaten Ramah Perempuan dan Layak Anak oleh Bupati Kabupaten Serang, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Kependudukan, dan Keluarga Bencana (DP3AKKB) Provinsi Banten dan Dinas terkait lainnya.

BACA :  Bersama Brand Lokal, Shopee Gelar Kampanye Big Ramadan Sale

“Deklarasi ini diharapkan dapat menjadi komitmen bagi seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Serang dalam mencegah dan menurunkan angka stunting,” tegas Menteri Bintang.

Senada dengan Menteri Bintang, Menko PMK Muhajir Effendy menuturkan stunting merupakan ancaman serius yang menghambat tumbuh kembang anak, seperti berat badan anak yang tidak cukup, perkembangan otak yang terhambat, sehingga anak tidak tumbuh berkembang dengan baik. Hal ini dapat menghambat anak sebagai calon pemimpin bangsa dalam mencapai cita-citanya.

Penulis/editor: Ivan Iskandaria.

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular