GIANYAR, balipuspanews.com -Masyarakat Desa Adat Susut, Desa Buahan, Payangan, Gianyar memiliki tradisi unik untuk mencari ulam untuk upakara tawur Kesanga, warga setempat setiap tahun meggelar upacara maedeng.
Untuk tahun ini, pelaksanaan maedeng di gelar, Minggu (15/3) di Setra Adat setempat.
Berdasarkan pantauan sejak pukul 07.00 wita, warga Susut yang memiliki ternak sapi betina yang mempuyai anak, mendatang Setra Desa Adat setempat.
Mereka membawa ternaknya di sana untuk dikumpulkan dan dicek oleh prajuru adat.
Upacara ini berlangsung hingga pukul 10.00 Wita, setelah prajuru memilih anaka sapi yang dipakai ulam, yakni godel jantan dan betina, maka peternak diperkenannkan membawa ternak sapinya pulang.
Selajutnya krama adat akan menggelar samuan (pertemuan) di Pura Dalem setempat,ujtuk membahas proses tawur agung kesanga.
Menurut Bendesa Adat Susut I Wayan Sudarsa, upcara ini dilakukan secara turun temurun, dan hingga sekarag pihaknya belum berani meniadakan kegiatan karena tak kena hukum niskala.
Dijelaskan, upacara ini dilakukan unuk mencari atau memilih anakan sapi yang dipakai untuk ulam tawur kesana yang ada di desa adat Susut.
“Untuk ulam tawur kesanga kami pantang untuk membeli,”ujarnya.
Dikatakan, untuk anakan sapi yang dipih adalah yang mulus, tidak cacat bawaaan baik pada bulu maupun bagian tubuh lainnya.
Dalam pelakansaannya, dipilih dulu anakan sapi hingga puluh ekor untuk nominasi, selanjutnya prajuru akan kembali memilah diantara puluhan itu untuk yang palig baik.
“Untuk warga yang ternaknya kena adagan (pilihan) pasti mengikhlaskannya. Selain takut hukum niskala, pihak adat juga memberikan ganti rugi,”akunya.
Lanjutnya, anakan sapi ini akan disemblih saan pengrupukan. Lokasi penyemblihan di dilakukan di Pura Dalem.
Sementara setelah diolah menjadi bahan upakara, akan dihaturkan di Catus Pata Banjar dan di Pura Dalem.
“Setelah upacara, daging sapi ini akan dibagikan ke krama sesuai jumlah KK,” jelasnya.(rls/BPN/tim)