Gianyar, balipuspanews.com – Desa Adat Sukawati melakukan upacara pecaruan Ngrsigana Alit atau pembersihan secara sekala-niskala bertepatan dengan rahina Tumpek Wayang, Sabtu (24/2), terkait dengan tragedi bunuh diri yang membuat ibu sekarat dan tiga anaknya tewas di Banjar Palak, Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar.
“Hasil sangkep atau paruman disepakati menggelar upacara Ngrsigana Alit pada rainan atau hari raya Tumpek Wayang,” kata I Made Sanggra, Kelihan atau Kepala Lingkungan Banjar Palak, Desa Sukawati, Kecamatan atau Kabupaten Gianyar, Kamis (22/2).
BERITA TERKAIT :
Desa Adat Segera Gelar Pecaruan, Motif Bunuh Diri Diduga Masalah Keluarga
Ia mengatakan upacara pembersihan itu dilakukan atas petunjuk dari Ida Pedanda Griya Mas Manuaba dari Banjar Gelumpang Sukawati.
Rencananya upacara digelar pada pukul 11.00 wita serta dipuput oleh Pemangku Jro Kahyangan Gde Dalem Gde Sukawati.
Seperti diketahui sebelumnya, menurut penuturan Sagra, Ni Luh Putu Septian Parmadani (32) asal Banjar Palak, Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar ini sering pulang kampung bersama suaminya I Putu Moh Diana (35) asal Banjar Sandakan, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
Namun, kepulangannya kali ini pulang bersama anak -anaknya I Putu Diana Mas Pradnya Dewi (6) , Made Mas (4), dan Nyoman (2).
Seperti diketahui pada hari Selasa ( 20/2) sekitar pukul 12.45 wita pelaku bersama anak-anaknya datang ke rumah asalnya Banjar Palak Desa Sukawati (TKP) untuk menginap tanpa ada sesuatu yang mencurigakan.
Sekitar pukul 14.30 Wita suami pelaku Putu Moh Diana, SH, (35) sempat datang ke rumah saksi dan berbicara dengan pelaku dimana pada saat itu suami pelaku sempat mengajak pelaku dan anak-nya untuk pulang ke Petang namun pelaku tidak mau sehingga suami pelaku pulang sendiri.
Sekitar pukul 23.00 wita saksi I Nyoman Yoga sempat bertemu dengan suami pelaku di depan pintu rumah dan ditanya oleh saksi mau kemana? dan dijawab oleh suami pelaku” mau pulang” dan saat itu pula dilihat pelaku sedang menyusui anaknya selanjutnya saksi tidur kekamar dan pelaku masih di luar bersama kakak saksi dan ibu saksi.
Kemudian pada hari Rabu (21/2) sekitar pukul 06.40 wita saksi I Nyoman Yoga adik kandung korban hendak mengambil alat mandi di kamar tempat korban menginap namun pada saat itu saksi menggedor pintu kamar namun tidak ada jawaban dari korban sehingga saksi berusaha membuka paksa jendela kamar kemudian dilihat pelaku dan korban dalam keadaan kaku sehingga saksi membuka pintu kamar selanjutnya memberitahukan keluarga selanjutnya membawa pelaku dan korban ke rumah sakit Ganesa
Celuk Sukawati.
Pada saat ditemukan posisi pelaku dan korban dalam keadaan tidur kepala di sebelah timur , kaki ke barat dan dalam keadaan terlentang, pelaku masih memegang pisau dengan posisi tidur paling utara anak pertama sebelah selatannya anak nomer dua sebelah selatannya anak ketiga dan paling selatannya pelaku.
Ketiga korban sudah dalam keadaan meninggal dunia sedangkan pelaku masih kritis dengan luka goresan di pergelangan tangan kiri dan leher bagian kanan
Dari hasil pemeriksaan di TKP ditemukan baygon cair dalam kemasan plastik yang isinya sudah habis,kamar sembrawut, tempat tidur dilantai dengan beralaskan karpet merah, diatas karpet ada ceceran cairan didiga baygon, ditemukan pisau dapur yang berisi bercakan darah.
Barang bukti yang diamankan satu bungkus baygon kemasan, pisau gagang kayu, tutup botol, Pisau stainless, pensil, STNK, Sepasang sandal.