Jumat, Maret 29, 2024
BerandaNasionalTrusted Media Summit 2018: Upaya Kolaboratif Melawan Hoaks

Trusted Media Summit 2018: Upaya Kolaboratif Melawan Hoaks

Kolaborasi baru antara Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Antifitnah Indonesia, Internews dan Google News Initiative

Trusted Media Summit 2018: Upaya Kolaboratif Melawan Hoaks

Kolaborasi baru antara Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Antifitnah Indonesia, Internews dan Google News Initiative

Jakarta, balipuspanews. com– Bangsa Indonesia akan menghadapi Pilkada Serentak pada 2018 dan Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden pada 2019.

Memasuki tahun politik, berita dan informasi hoaks untuk menjatuhkan lawan politik menyebar melalui kanal-kanal media sosial yang dapat menciptakan polarisasi seperti pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu dan dapat mengancam keutuhan NKRI.

Upaya kolaborasi antara pemangku kepentingan di Indonesia menjadi sangat penting dilakukan dengan melibatkan organisasi-organisasi media Indonesia dan komunitas antihoaks untuk memastikan seluruh bangsa dapat mengakses sumber-sumber berita yang terpercaya sehingga publik bisa menentukan pilihan dengan tepat.

Sehubungan dengan itu, bertepatan dengan peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), Internews dan Google News Initiative berkolaborasi untuk menyelenggarakan Trusted Media Summit 2018 yang akan digelar pada tanggal 5-6 Mei 2018, bertempat di Gran Melia Hotel, Jakarta.

Kegiatan ini melibatkan komunitas antihoaks dan jurnalis yang tertarik untuk mengikuti diskusi dan pelatihan jurnalistik sebagai komitmen bersama untuk menghadirkan informasi yang tepat dan terpercaya kepada masyarakat.

Dalam kesempatan ini, Mafindo bersama 22 media publikasi di Indonesia, akan meluncurkan CekFakta.com sebagai proyek kolaboratif pengecekan fakta dan bentuk komitmen untuk menghadirkan informasi yang tepat dan berdasarkan fakta.

“AMSI percaya gagasan cek fakta ini akan menjadi terobosan yang dibutuhkan bangsa Indonesia untuk menyaring hoaks dan informasi yang salah. Khususnya, saat krusial seperti sekarang ini ketika bangsa Indonesia akan menghadapi Pilkada Serentak tahun 2018 dan Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden pada 2019,” kata Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut.

“Proyek ini merupakan satu-satunya karena untuk pertama kalinya media siber arus utama di Indonesia bersama-sama berkolaborasi, alih-alih bersaing. Kami mengesampingkan persaingan untuk hal yang lebih besar,” ujar Wens menambahkan.

Dengan platform Cekfakta.com ini diharapkan klarifikasi atas hoaks bisa dilakukan lebih cepat, lebih sinergis, dan dapat disebarkan dengan lebih luas melalui jejaring media yang berkolaborasi dan media sosial. Hasil klarifikasi yang dibuat oleh beberapa media di platform Cekfakta.com dapat dimuat oleh media lain yang berkolaborasi. Platform Cekfakta.com ini dibangun diatas API Yudistira yang dibuat oleh Mafindo, yang juga berperan sebagai pengelola basis data hoaks ini, dengan dukungan dari Google News Initiative.

BACA :  KemenPPPA Luncurkan Rencana Aksi Nasional Gender dan Perubahan Iklim

Aliansi Jurnalis Independen mendukung inisiatif komunitas media dan masyarakat sipil untuk menangkal fake news dan hoax dengan platform Cekfakta.com ini. Sebagai organisasi wartawan, AJI berharap inisiatif ini akan lebih mendorong jurnalis dan media ikut ambil bagian lebih besar dalam upaya untuk memerangi misinformation, fake news dan semacamnya karena dampaknya sangat besar terhadap kehidupan publik. “Verifikasi adalah salah satu standar dasar dari pekerjaan seorang jurnalis. Jadi, ini adalah bagian dari implementasi dari praktik good journalism,” kata Ketua Umum AJI Indonesia, Abdul Manan.

“Mafindo mendorong solusi integratif untuk melawan penyebaran hoaks di Indonesia. Selain gerakan edukasi literasi dan silaturahmi antar anak bangsa untuk meredam polarisasi, kami juga berharap upaya gotong-royong melakukan cekfakta antara media siber arus utama bersama pegiat anti hoaks seperti ini bisa menjadi salah satu solusi untuk meredam penyebaran hoaks di Indonesia,” kata Ketua Mafindo, Septiaji Eko Nugroho.

Selain itu, Trusted Media Summit 2018 juga menghadirkan pelatihan tentang cara menangkal ​hoaks dan melakukan verifikasi menggunakan aplikasi yang tersedia di Internet. Pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian Google News Initiative Training Network yang dilakukan oleh AJI bersama Internews dan Google dan berlangsung selama dua hari untuk jurnalis dan relawan Mafindo. Kegiatan ini terbuka untuk jurnalis dan masyarakat umum, tidak dipungut biaya, serta dilangsungkan dalam Bahasa Indonesia oleh para pelatih bersertifikasi dari Google.

Ryan Rahardjo, selaku Public Policy & Government Relations Senior Analyst, dari Google Indonesia, menyatakan, “Kami sangat senang dapat menggelar Trusted Media Summit sebagai bagian dari Google News Initiative. Ini merupakan momen yang tepat mengingat konteks saat ini dan sejalan dengan upaya pemerintah untuk menangkal hoaks di Indonesia. Ajang ini merupakan bagian dari komitmen Google untuk bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan di Indonesia demi memastikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap informasi yang akurat dan terpercaya.”

Irene Jay Liu, Google News Lab Lead, APAC, menambahkan, “Google sangat bangga dapat berkolaborasi dengan AJI, Internews, Mafindo dan AMSI untuk melawan hoaks di Indonesia. Bersama dengan inisiatif CekFakta, kami menantikan kerja sama yang lebih jauh dengan para jurnalis dari 22 organisasi media pengusung CekFakta, dan mudah-mudahan kolaborasi ini akan semakin bertumbuh. Mendukung organisasi media otoritatif dan terpercaya selalu menjadi prioritas utama dari Google, yang mana menjadi alasan kami untuk meluncurkan Google News Initiative Training Network pertama di Asia, bekerja sama dengan AJI dan Internews. Ketika para jurnalis dan komunitas bekerja sama, dipersenjatai dengan berbagai peralatan online untuk memverifikasikan informasi, mereka dapat membangun benteng pertahanan untuk para media terpercaya demi melawan arus misinformasi.”

BACA :  Pembahasan Tingkat Satu, Komisi VIII DPR RI Setujui RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan

Kumpulan Kutipan dari Pengelola Media Siber Arus Utama yang Berkolaborasi dalam Cekfakta.com

“Tempo.co bergabung dengan kolaborasi cekfakta.com karena memerangi hoaks adalah problem kita semua dan satu satunya cara untuk mengatasinya adalah bekerja bersama sama” (Wahyu Dhyatmika, pemred Tempo.co)

“KabarMakassar.com turut serta dalam kolaborasi cek fakta sebagai bentuk pertanggungjawaban sekaligus melindungi publik dari bahaya hoaks. kerjasama ini untuk saling menguatkan dan menjaga jurnalisme yg baik” (Upi Asmaradhana, Pemred KabarMassar.Com)

“Hoax adalah musuh bersama yang harus dibasmi. KabarMedan.com turut berkepentingan utk bergabung dengan cekfakta.com untuk ikut dalam gerakan membasmi hoax” (Agoez Perdana – Editor In Chief KabarMedan.com)

“Ini adalah kolaborasi media berita yang menjalankan disiplin verifikasi sebagai prinsip utama jurnalisme profesional. Dengan semangat tanpa kompromi memberantas kabar bohong, dan kerja sama aktif dalam pengecekan fakta, kita kembalikan fungsi media jurnalisme sebagai rumah penjernih informasi.” (Nezar Patria, Editor in Chief The Jakarta Post)

“Jurnalisme terpanggil untuk mengembalikan informasi sebagai sumber pengetahuan, bukan sumber kecemasan karena pencarian kebenaran yang terus diupayakan. Kompas.com ada dalam panggilan bersama-sama ini.” (Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com)

“Maraknya hoax/berita bohong adalah ancaman langsung terhadap demokrasi yang sehat. Kami, sebagai sebuah perusahaan media, memiliki kewajiban untuk mempertahankan kebenaran dan memverifikasi fakta. Kami bangga bisa bergandengan tangan dengan para mitra di industri ini untuk menjalankan kewajiban tersebut.” (Anthony Wonsono, Pemimpin Redaksi Beritasatu.com)

“Media profesional yang menerapkan prinsip jurnalistik menjadi tumpuan publik mencari kebenaran di tengah maraknya berita bohong dan berita palsu. Dan menghadapi lautan fake news dan hoax ini harus dilakukan bersama sama, masif dan sistematis. Untuk itulah kami bergabung dengan cekfata, untuk menyelamatkan informasi kita. (Suwarjono, Pemimpin Redaksi Suara.com)

Merajalelanya hoax memungkinkan publik bertanya: institusi pers ngapain? Bergabung dalam kolaborasi ini menjadi niscaya bagi institusi pers karena tak mungkin media membiarkan kredibilitasnya di depan publik digerogoti tanpa berbuat apa-apa (Sapto Anggoro, Pemred Tirto.id)

“Hoax dan fakenews merajalela, menang karena terorganisir, massif serta sistematis didistribusikan ke masyarakat. Melawan hal tersebut juga harus cara sama, serta perlu ekstra dengan berkolaborasi antarsesama media,” (Fakhrurrodzi, Pemimpin Redaksi RiauOnline.co.id)

BACA :  Cari Berkah BTV : Sule Berencana Gagalkan Hubungan Nunung dan Jarwo Kwat

Hoax dan fakenews yang berkembang memberikan pengaruh negatif terhadap masyarakat, Antara sebagai kantor berita Indonesia bersama rekan-rekan media bekerjasama mencegah dan memerangi hoax untuk kebaikan bangsa,” (Risbiani Fardaniah, Antaranews.com)

Peran besar media adalah menjaga proses demokrasi berjalan dqn bekerja dengan benar, sesuai trek alamiahnya. Objektivitas dan kebenaran menjadi sangat penting sebagai pijakan utama kerja jurnalistik. Sebaliknya, hoaks atau berita bohong muncul sebagai musuh utama dalam kehidupan berdemokrasi. Karena itu Republika.co.id menilai keberadaan Cek Fakta menjadi sangat vital dan signifikan dalam memerangi hoaks. (Irfan Junaedi, pemimpin redaksi Republika).

Jurnalisme yang baik dengan disiplin verifikasi yang tinggi adalah kunci melawan hoax. Berkolaborasi jadi cara terbaik melawan derasnya hoax, bersama-sama. Jangan sampai kalah cepat dengan pergerakan kabar bohong yang menyesatkan publik. (Citra Dyah Prastuti, pemimpin redaksi KBR)

“Kolaborasi media-media dalam cekfakta.com wujud komitmen bersama memberantas content hoax di tengah banjirnya informasi di berbagai linimasa sosial media. Semoga publik dapat terbantu mendapatkan informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.” (Ismoko Widjaya, pemred Dream.co.id)

“Cek fakta adalah ruh dari jurnalisme. Karenanya, wajib dilakukan oleh semua media. Apalagi ditengah banjir informasi hoaks saat ini. Kolaborasi antar media, melalui cekFakta ini, menjadi salah satu penguat bagi media untuk konsisten verifikasi.” (Yatimul Ainun, Pemred TimesIndonesia.co.id)

Sebagai media yang bertumpu pada kekuatan data dan riset, Katadata.co.id selalu berupaya memerangi informasi hoaks di negara ini. Upaya tersebut akan lebih efektif jika dilakukan secara bersama-sama dengan banyak media melalui wadah cekfakta.com. (Yura Syahrul – Katadata)

“Hoaks itu antijurnalisme yang perlu kita lawan bersama-sama karena pengaruhnya sangat besar di masyarakat. Jangan kita biarkan merajalela. Maka kita bersama harus bersungguh-sungguh memberantasnya sebagaimana perang antara kebenaran melawan kebatilan dan kesesatan.” (Ardian Taufik Gesuri, Pemred Kontan.co.id)

Memerangi hoax adalah menjadi tugas utama media untuk mengembalikan marwah jurnalisme di tengah gempuran derasnya media sosial. Bersama cekfakta.com hoax bisa dilawan secara masif karena media bisa menggunakan akses ke sumber langsung untuk memberikan informasi yang akurat dan benar.” ( Maryadi, Editor in Chief VIVA.co.id)

“Daya rusak hoax terhadap keadaban publik harus dilawan. Kolaborasi antarmedia menjadi pilihan paling tepat untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi yang akurat.” (Dwi Eko Lokononto beritajatim.com) rls/bpn/tim

 

 

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular