Jumat, April 19, 2024
BerandaBulelengTujuh Jam Terombang-ambing di Lautan, Setiawan Selamat

Tujuh Jam Terombang-ambing di Lautan, Setiawan Selamat

SINGARAJA, balipuspanews.com — Sempat dikabarkan hilang selama kurang lebih tujuh jam, Kadek Setiawan (24) warga asal Banjar Dinas Segara, Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng akhirnya berhasil ditemukan dalam kondisi selamat. Setiawan ditemukan terombang ambing di perairan Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, dengan posisi duduk di atas jukungnya yang terbalik akibat dihantam ombak.

Hilangnya Setiawan sempat membuat sang ibu Luh Sujani (56)  dan adiknya Nyoman Yustawan (23) merasa cemas. Keduanya menangis di bibir  pantai Desa Girimas. Bahkan di hadapan awak media, Luh Sujani mengaku sempat mencari anak keduanya itu melalui jalur niskala, dengan bertanya pada paranormal. Hingga pada pukul 13.30 wita, senyum kembali merekah diwajah ibu dan anak ini, saat menerima kabar jika Setiawan berhasil ditemukan oleh salah satu nelayan dengan kondisi selamat. Posisinya berada sejauh 1 Nautical Mil dari arah utara bibir Pantai Bukti, atau pada koordinat  8°04’36.63″S – 115°14’14.56″E.

Setelah berhasil ditemukan, Setiawan bersama jukungnya langsung digiring ke Pantai Desa Giri Emas, dibantu oleh petugas dari Basarnas Buleleng. Kedatangannya pun langsung disambut haru oleh ibu dan adiknya.

BACA :  Diduga Alami Slip Ban, Pengendara Motor Meninggal Usai Hantam Mobil Box

Setiawan menceritakan, awal berangkat mencari ikan pada Rabu (28/8) malam sekira pukul 19.00 wita, bersama teman-temannya namun dengan jukung yang berbeda-beda.

Setelah berada di tengah laut, mereka pun berpisah, mencari lokasi pemancingan sendiri-sendiri. Kala itu, Setiawan berhasil menangkap cumi-cumi hingga sebanyak dua ember. Setelah tangkapan dirasa cukup, pada Kamis (28/8) sekira pukul 05.30 wita, Setiawan pun memutuskan untuk pulang, kembali ke daratan.

Nah, di tengah perjalanan, Setiawan sempat menghubungi sang ibu, melaporkan jika dia dalam perjalanan pulang dan minta untuk dibelikan nasi sebanyak dua bungkus. Setelah menelepon ibunya itu lah, ombak besar setinggi kurang lebih tujuh meter tiba-tiba menghantam jukung milik Setiawan hingga terbalik.

Setelah ditunggu-tunggu oleh sang ibu hingga pukul 06.00 wita, Setiawan nyatanya tak kunjung tiba. Sementara nelayan lain seluruhnya sudah kembali kedaratan. Merasa khawatir, Sujani pun bergegas menelepon Setiawan. Namun nyatanya nomor telepon milik Setiawan tidak aktif lagi. Ia pun meminta kepada para nelayan Desa Girimas untuk segera mencari sang anak, serta melaporkan kejadian ini ke polisi.

BACA :  Menko PMK Tinjau Longsor Tol Bocimi, Pastikan Penanganan Berjalan Baik

“Posisinya padahal sudah dekat. Tiba-tiba jukungnya dihantam ombak sampai terbalik. Saya langsung berenang mencari jukung itu, terus duduk diatasnya. Waktu itu tidak ada nelayan yang lewat, saya terus melambai-lambaikan tangan. Sampai siang untung ada nelayan yang melihat saya,” kata Setiawan.

Pada bagian lainnya, Sujani menuturkan bahwa Setiawan juga pernah bertaruh nyawa di tengah laut. Saat itu usianya masih empat tahun, Setiawan pernah tenggelam saat mandi di pantai Desa Giri Emas. Bahkan, kala itu ombak sempat menyeretnya hingga di Pelabuhan Sangsit. Beruntung nyawanya berhasil diselamatkan oleh para pemancing.

“Waktu dia berenang itu saya tau. Bapaknya juga waktu itu sedang memperbaiki jaring di bibir pantai. Tiba-tiba saya dapat kabar dia ditemukan di Pelabuhan Sangsit, posisinya sudah ngambang. Dia sempat koma selama 12 hari di rumah sakit,” ungkap Sujani.

Meski sudah dua kali tertimpa musibah di laut, Setiawan mengaku tidak memiliki rasa trauma. Ia memutuskan untuk tetap menjadi nelayan, sebagai mata pencahariannya.

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular