BADUNG, balipuspanews.com –
Kepedulian terhadap situs cagar budaya yang ada di Bali diimplementasikan peguruan tinggi di masyarakat. Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Warmadewa (Unwar) turut andil dalam pendampingan penyusunan desain masterplan dan RAB penataan masterplan fasilitas penunjang pariwisata pada area jaba sisi Pura Pusering Jagat Puseh Kangin di Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
Tim Program Kemitraan Masyarakat (PkM) Universitas Warmadewa yang terdiri dari tiga personil dari disiplin ilmu Arsitektur dan Teknik Sipil berkolaborasi menggelar pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Dosen dari Program Studi Arsitektur Made Anggita Wahyudi Linggasani, S.T., M.T., dan melibatkan dua anggota dari Program Studi Teknik Sipil yaitu I Wayan Wirya Sastrawan, S.T., M.T. dan Dewa Ayu Nyoman Sriastuti, S.T., M.T., termasuk pula melibatkan 2 orang mahasiswa dengan disiplin ilmu yang sama.
Pengabdian kepada masyarakat ini sudah berjalan dan dilaksanakan selama 8 bulan dimulai pada bulan Maret 2022 dan rencananya berakhir pada bulan Oktober 2022.
Wahyudi mengungkapkan, berdasarkan penelusuran tim PkM di lapangan, pengembangan terutama pada area jaba sisi atau nista mandala agar ditata untuk melayani kebutuhan akan pariwisata, sehingga kedepannya dengan penataan ini akan memberikan dampak positif bagi kawasan sekitar pura dan masyarakat.
Diharapkan dengan ditata sedemikian rupa, kedepannya Pura Pusering Jagat Carangsari dapat dikembangkan menjadi destinasi Cagar Budaya yang banyak menyimpan nilai historis dan sejarah.
Melalui langkah perancangan pengembangan yang tepat, Pura Pusering Jagat akan destinasi baru pariwisata cagar budaya bahkan menumbuhkan wisata baru khususnya bagi Desa Carangsari, dan umumnya bagi pariwisata Bali.
Lebih jauh Wahyudi menambahkan,
perancangan yang dilakukan harus terintegrasi dengan pendekatan terhadap keberadaan Desa Wisata Carangsari, sehingga nilai historis dari Pura Pusering Jagat dapat diangkat melalui konsep branding wisata cagar budaya dalam rangka mempertegas kembali keberadaan Pura Pusering Jagat sebagai salah satu objek wisata cagar budaya.
“Analisis kondisi eksisting kawasan Pura Pusering Jagat diperlukan dalam rangka mengidentifikasi segmentasi areal jaba sisi agar rancangan desain tepat guna untuk mewadahi fasilitas penunjang pariwisata,” ungkapnya.
Sehingga, sambung Wahyudi,
perlunya dilakukan penataan pada areal Jaba Sisi, pendataan dan survey ulang mengenai peninggalan yang belum memiliki balai pelindung harus dijaga nilai historis yang mendukung keberadaan Pura Pusering Jagat.
“Semoga dengan memberikan perencanaan perancangan Pura Pusering Jagat Puseh Kangin sesuai bidang ilmu arsitek sebagai tim teknis ahli yang melakukan perencangan langsung sesuai dengan bidang keilmuan untuk pengembangan Pura ini sebagai objek cagar budaya,” pungkas Wahyudi.
Penulis: Budiarta
Editor: Oka Suryawan