NEGARA, balipuspanews.com – Meski Jembrana sudah menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan vaksinasi serentak covid-19 namun pelaksanaannya tidak sesuai rencana.
Pelaksanaan vaksinasi yang awalnya direncanakan pada 14 Januari diundur menjadi 2 Februari sesuai penyampaian Dinas Provinsi Bali dimana Jembrana masuk daerah vaksinasi kloter kedua.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang juga Jubir Satgas Covid-19 Jembrana dr I Gusti Agung Putu Arisantha, saat rapat koordinasi pelaksanaan vaksinasi covid-19 di Ruang Rapat Lantai III Kantor Bupati Jembrana, Selasa (12/01/2021) menyampaikan, vaksinasi tahap awal, tetap diprioritaskan kepada tenaga medis di Jembrana.
Selain itu, juga ikut divaksin diawal nanti jajaran Pimpinan Daerah, Forkopimda, FKUB/tokoh agama.
“Mereka masuk prioritas mengawali pelaksanaan vaksinasi. Tujuannya agar mampu menjadi contoh sekaligus meyakinkan masyarakat bahwa vaksin covid-19 ini aman. Ini juga sesuai arahan pemerintah pusat. Bahkan pada kick off vaksinasi nanti, Presiden Jokowi akan divaksin pertama kali tanggal 14 januari nanti,” ungkapnya.
Arisantha juga menjelaskan, Satgas Covid-19 Jembrana telah menyiapkan logistik dan petugas yang telah dilatih.
“Nanti ada 12 fasilitas kesehatan sebagai tempat pelaksanaan vaksin. 10 puskesmas, RSU Negara, dan klinik kesehatan Polres Jembrana,” ungkapnya.
Sesuai juknis yang dikeluarkan Kementerain kesehatan, sasaran pemberian vaksin sinovac adalah penduduk yang berusia 18-59 tahun. Vaksinasi akan dikecualikan kepada mereka yang sudah pernah terkonfirmasi positif covid-19 sebelumnya.
“Dari juknis, mereka tidak perlu divaksin karena sudah terbentuk antibodi. Kita sudah siapkan data base untuk memfilter itu,” tandasnya.
Kesiapan lainnya, adalah memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat terkait vaksinasi. Ia mengakui masih ada keraguan di masyarakat soal keamanan vaksin.
Menurutnya, tidak perlu khawatir karena vaksin sinovac ini sudah lulus tahapan uji klinis. Bahkan teranyar, BPOM juga sudah mengeluarkan ijin penggunaan darurat. Hal Itu Dasarnya vaksin sudah memenuhi syarat. Salah satunya tingkat efikasi (kemanjuran).
Menurut Arisantha, dari data dikeluarkan BPOM, tingkat efikasi vaksin Sinovac di Indonesia mencapai 65,23 persen, hal ini sudah sesuai dengan standar World Health Organization (WHO) minimal 50 persen.
“Efikasi 65,3 persen artinya mampu menurunkan kejadian Covid-19 hingga 65,23%. Ini penting, namun saat proses vaksinasi, sesuai target pusat selesai desember tahun ini, protokol Kesehatan harus tetap berjalan. Jadi strategi 3 M (masker, mencuci tangan, menjaga jarak) serta 3 T (testing, tracing, dan treatment) ini akan tetap kami terapkan disamping vaksinasi sendiri,” terangnya.
Penulis : Anom Suardana
Editor : Oka Suryawan