BULELENG, balipuspanews.com – Menyikapi dampak dari La Nina khususnya di Wilayah Bali Utara atau di Wilayah Kabupaten Buleleng. Langkah antisipatif mulai disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng.
La Nina merupakan fenomena alam dimana suhu permukaan laut di Samudera Pasifik lebih dingin dari biasanya. Sehingga, tekanan angin tinggi dan mengakibatkan angin bertiup ke Indonesia membawa uap air. Uap air inilah yang membawa curah hujan terutama di wilayah Bali.
Hal itu terungkap saat Rapat Kesiapsiagaan Menghadapi La Nina di Kabupaten Buleleng dengan instansi terkait. Rapat tersebut diselenggarakan di Ruang Rapat Unit IV, Kantor Bupati Buleleng, Selasa (23/11/2021).
Koordinator Bidang Data dan Informasi, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) wilayah III Denpasar Dwi Hartanto mengatakan bahwa yang perlu diingat yakni La Nina bukan bukan badai tropis seperti badai seroja, akan tetapi La Nina hanya fenomena alam yang menambah curah hujan.
Karena fenomena La Nina menambah curah hujan, maka biasanya dibarengi dengan dampak ikutan. Seperti puting beliung, waterspout yang terjadi beberapa waktu lalu, banjir, dan longsor. Sehingga dampak ikutan ini yang perlu diwaspadai dan dilakukan mitigasinya.
Seperti menebang pohon besar dan jika rawan longsor bisa ditanam pohon yang mencegah longsor. Juga memasang rambu rambu rawan longsor.
“Sudah ada peta pergerakan tanah dari Badan Geologi dimana posisi atau daerah mana saja yang berpotensi,” terangnya.
Kemudian menurutnya jik dilihat dari analisis BBMKG wilayah III Denpasar, La Nina sudah terjadi yang dimana puncak musim hujannya akan berlangsung bulan Januari dan Februari 2022. Pada bulan puncak musim hujan ini jadi curah hujannya semakin tinggi. Ini yang perlu diwaspadai.
Oleh karena itu, BBMKG memberikan rekomendasi mitigasi dampak bencana yang ditimbulkan oleh fenomena La Nina.
Utamanya respon cepat penanggulangan dampak bencana ataupun respon cepat dari peringatan dini cuaca. Jika ada informasi dari BBMKG tentang peringatan cuaca ekstrem, bisa langsung dilihat seberapa besar dampak curah hujannya.
“Fenomena ini bisa dilihat kalau curah hujannya warnanya kuning harap segera waspada karena intensitasnya tinggi. Itu respon cepat yang perlu dilakukan. Kalau jangka panjang yang saya jelaskan sebelumnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa menjelaskan menyikapi hal itu pemerintah daerah diingatkan untuk mempersiapkan langkah-langkah antisipasi dari fenomena La Nina.
Langkah-langkah yang sudah direkomendasikan akan dituangkan dalam Surat Edaran yang akan menjadi pedoman bagi setiap instansi dan kepala wilayah, baik itu camat maupun perbekel.
Selanjutnya langkah teknis di lapangan akan dikoordinasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng. Skema-skema ataupun langkah-langkah penanganan dampak dari La Nina disusun oleh BPBD. Ini baru langkah antisipasi. Diharapkan La Nina tidak sampai memberikan dampak yang berarti di Buleleng.
“Oleh karena itu, kegiatan mitigasi bencana dilakukan seperti pembersihan sungai, menghindari buang sampah sembarangan, melaporkan kalau ada tendensi bencana dan membersihkan pohon-pohon di jalan. Kita harus bekerja bersama dalam mitigasi bencana,” tutupnya.
Penulis : Nyoman Darma
Editor : Oka Suryawan