BEKASI, balipuspanews.com – Peraturan Menteri Agama (Permenag) baru yang mengatur tentang Lembaga Pengembangan Dharmagita (LPDG) diharapkan segera diterbitkan.
Rancangan Permenag yang akan merevisi Permenag Nomor 28 Tahun 2016 tentang LPDG itu sangat dinantikan kehadirannya karena berfungsi dalam penguatan pengembangan dharmagita bagi umat Hindu.
“Saya kira ini bagus dan berfungsi dalam penguatan kita ke depan. Pembidangan materi Utsawa Dharmagita (UDG) juga akan lebih semarak lagi,” ucap Ketua LPDG Provinsi Jawa Barat I Ketut Wiguna, ST dalam keterangannya, Senin (29/11/2021).
Pernyataan disampaikan Ketut Wiguna pada acara penyerahan Piala dan Sertifikat Penghargaan Peserta UDG Nasional XIV Semi Virtual 2021 dan Pembubaran Panitia UDG XIV Semi Virtual 2021 Kontingen Jawa Barat di Wantilan Pura Agung Tirta Bhuana Bekasi, Sabtu (27/11/2021).
Menurut Ketut Wiguna, ada banyak hal baru dalam Permenag UDG yang baru tersebut. Di antaranya, ada lomba pawai, lomba parade, lomba sarasehan, pameran dan ada juga pengharagaan terutama penghargaan kepada perintis dan pakar UDG.
“Ada penghargaan terutama bagi perintis dan pakar UDG. Di Permendag UDG itu nanti akan ada UDG Nugraha,” ungkapnya.
Selain itu, varian yang dilombakan juga akan lebih banyak dan lebih dikayakan lagi.
“Bidang yang dilombakan juga berikutnya akan lebih kaya lagi. Ini juga perlu diantisipasi,” pesannya.
Karena selain perlombaan yang selama ini sudah dilombakan seperti pembacaan sloka, nyanyian keagaaman Hindu, lomba bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, Juga akan ada dua tambahan bidang yang akan dilombakan untuk UDG berikutnya.
“Dua tambahan itu yaitu macapat dan UDG digital. Ini membuka peluang anak-anak kita untuk lebih tertarik mengikuti kegiatan utsawa ini,” ujarnya.
Berdasarkan literasi, macapat adalah puisi Jawa bertembang. Sedangkan UDG Digital merupakan bentuk kegiatan lomba yang disesuaikan dengan dengan perkembangan teknologi informasi seperti penggunaan media sosial (medsos).
Ketut Wiguna mengatakan upaya perbaikan melembagakan UDG terus-menerus dilakukan agar umat Hindu terutama di kalangan anak-anak dan remaja sebagai generasi muda penerus dapat lebih arti dalam mengetahui, memahami ajaran Weda.
Untuk itu, butuh pengayaan literasi dan pemahaman secara berulang-ulang sehingga UDG betul-betul menjadikan umat Hindu menjadi pribadi yang berkarakter dan menjadi diri didi sendiri.
“Ini memerlukan waktu tidak cepat, perlu waktu panjang. Sementara fenomana globalisasi dan disrupsi sangat kuat mempengaruhi. Ini tantangan kita di masa sekarang,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Banjar Banjar Bekasi I Gede Darmayusa mengaku penyelenggaraan UDG telah banyak memberi pengaruh kuat bagi generasi muda Hindu untuk lebih mempelajari isi ajaran Weda.
“Saya berharap lomba UDG ini merupakan akhir dari awal. Karena episode berikutnya adalah lebih penting. Yaitu bagaimana mempertahankan apalagi bagi yang sudah juara. Bisa menerapkan dalam keseharian sehingga tidak hilang. Sehingga saat ada UDG lagi tidak harus mulai dari nol lagi,” ucap Darmayusa.
Oleh karena itu, ia berharap UDG harus berkelanjutan terus.
“Sukur-sukur yang kali ini tidak ikut, ada bibit baru yang kita temukan yang lebih baik lagi di UDG berikutnya,” kata Darmayusa.
Untuk menjadi lebih baik lagi, ia mengusulkan bukan tidak mungkin berkomunikasi dengan membuat program komunikasi interaktif dengan mengundang non Hindu.
“Jadi harus bedakan konten dan konteks. Kontennya ingin mengimplementasikan ajaran dari agama kita. Konteksnya adalah komunikasi yang bersifat umum karena ilmu komunikasi bisa diterapkan di mana saja,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya tidak ada salahnya mengundang pakar atau ahli dari non Hindu untuk melatih anak-anak Hindu sesuai dengan bidang tertentu.
“Kontennya ajaran Hindu. Konteksnya komunikasi dengan kita membuka diri seluas-luasnya,” tegas Darmayusa.
Penulis : Hardianto
Editor : Oka Suryawan