DENPASAR, balipuspanews.com– Legislator Bali prihatin atas terulangnya kembali kejadian pelecehan di tempat suci atau tempat petirtan, oleh oknum wisatawan yang terjadi beberapa hari lalu di kawasan pesucian di Ubud, Gianyar.
Legislator Bali I Ketut Tama Tenaya mengungkapkan atas kejadian ini perlu ditangani serius pada tempat-tempat yang suci atau disakralkan. Perlu di buatkan pagar pembatas dan dipasang papan warning /peringatan bagi turis.
“Perlu juga diselidiki yang bersangkutan apa motif kelakuan itu. Apa memang tidak tau atau sengaja membuat cemer,” kesalnya saat dikonfirmasi, Rabu (14/8)
Disamping itu, Tenaya berharap kepada para pemandu atau pihak-pihak yang berkompeten agar memberi penjelasan kepada wisatawan saat mengunjungi tempat- tempat kawasan suci atau yang disakralkan.
Pihaknya berpandangan perlunya ada penjagaan di tempat-tempat dan pentingnya juga adanya perarem di desa yang menjadi obyek wisata. “Tapi kan tidak ada yang jaga di TKP itu masalahnya,” imbuhnya.
Politisi asal Bumi Keris Desa Tanjung Benoa, Kuta, Badung pihaknya berharap meminta mulai dari Parisada Dinas Kebudayan, Dinas Pariwisata untuk turut ikut melakukan langkah-langkah antisipasi atas kejadian seperti ini.
Agar tidak terus berulang kali terjadi. “Perlu libatkan semua steak holder terkait,” ungkapnya.
Nah, dalam kejadian ini, seperti diketahui sudah dilakukan langkah mediasi dan diselesaikan sesuai dengan perarem di Desa setempat.
“Kalau kita dilecehkan pasti kita semua merasa prihatin, kecewa, marah,” pungkasnya. (bud/bpn/tim)