
PARIS, Menteri Olahraga Prancis pada Senin menyalahkan Liverpool atas kekacauan yang menandai final Liga Champions melawan Real Madrid di Paris, sambil mengungkapkan penyesalan bahwa gas air mata telah digunakan terhadap beberapa pendukung. Pemerintah Prancis telah menghadapi rentetan kritik dari pers dan politisi di Inggris atas penanganan polisi terhadap pertandingan pada hari Sabtu, yang membuat ribuan penggemar Liverpool dengan tiket berjuang untuk masuk.
Tetapi Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera mengatakan kepada radio RTL bahwa Liverpool, berbeda dengan Real Madrid, telah gagal mengatur dengan baik para pendukung yang datang ke Paris.
“Liverpool membiarkan pendukungnya berkeliaran, ini adalah perbedaan besar,” katanya.
Menteri menambahkan bahwa ada 30.000-40.000 penggemar Liverpool dengan tiket palsu atau tanpa tiket di luar Stade de France.
“Kita perlu melihat dari mana tiket palsu ini berasal … dan bagaimana mereka diproduksi dalam jumlah besar,” katanya.
Dia mengatakan “bahwa aspek yang paling disesalkan dari apa yang terjadi” adalah bahwa gas air mata digunakan terhadap keluarga dan anak-anak yang datang untuk menonton final.
Oudea-Castera Senin nanti akan memimpin pertemuan pejabat keamanan dan sepak bola Prancis, serta perwakilan dari badan sepak bola Eropa UEFA.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin dan kepala polisi Paris Didier Lallement akan hadir.
Dia bersikeras bahwa Prancis mampu menjadi tuan rumah acara olahraga besar saat Paris bersiap untuk mengadakan Olimpiade pada 2024 serta final Piala Dunia rugby pada 2023.
“Saya tidak khawatir, saya sangat berkomitmen bahwa kami benar-benar belajar semua pelajaran dari apa yang terjadi pada Sabtu malam untuk meningkatkan segalanya” menjelang acara-acara besar ini, katanya.