GIANYAR, balipuspanews.com – Ribuan warga yang tergabung dalam Desa Pakraman yang masuk kewilayahan Amunduk Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, memadati areal Banjar Puakan, Kamis (9/6/2022).
Warga ini menggelar tradisi ngelungang yang rutin dilaksanakan setiap enam bulan sekali (dalam kalender Bali) yakni satu hari setelah Hari Raya Galungan.
Sejak pagi, iringan barong sakral dari sejumlah desa pakraman sudah berdatangan ke Banjar Puakan, yang berlokasi di Ujung Utara Kabupaten Gianyar.
Ribuan umat beriringan dan menyambung dengan tertib mengikuti iringan tapakan Barong dan Rangda sembari membawa seluruh perlengkapan upacara. Ritual ini diikuti puluhan Barong sakral dari berbagai desa di Desa Taro Tegallalang.
Prosesi dimulai dari penyambutan kedatangan Barong sakral di Pura Puseh setempat. Ritual di Pura Puseh berupa katuran dimulai setelah semua Barong sakral dipastikan sudah hadir.
Setelah persembahyangan bersama, secara berbaris Barong sakral itu kemudian ngelawang mengelilingi Desa Pakraman Puakan menuju pura desa setempat.
Bendesa Adat Sebali, I Ketut Mulia, menuturkan bahwa tradisi ini memiliki arti atau makna yang cukup luas dan sudah diwarisi sejak ratusan tahun yang lalu.
“Secara niskala tradisi ini bermakna membersihkan areal desa dari aura negatif, sedangkan secara sekala atau nyata tradisi ini memiliki makna untuk mempererat jalinan silaturahmi antar warga,” ujarnya.
Penulis : Ketut Catur
Editor : Oka Suryawan
