Senin, Mei 13, 2024
BerandaGianyarTarian Topeng Panca Klasik Duta Gianyar Bius Pengunjung PKB

Tarian Topeng Panca Klasik Duta Gianyar Bius Pengunjung PKB

Gianyar, balipuspanews.com- Pementasan tarian topeng Panca Klasik oleh komunitas Seni Wangbong asal banjar Mas Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, duta Kabupaten Gianyar diajang PKB Sabtu ( 14/7) 2018 membuat pengunjung art center terbius.

Mengangkat tema “ Karna Ngastawa ” tampilan komunitas Seni Wangbong benar- benar tampil lepas. Cerita Karna Ngastawa bercerita tentang seorang raja di daerah Timbul Sukawati yang bernama Duagung Anom Sirikan dan memiliki seorang putra bernama Dewa Agung Karna.

Setelah dewasa, Dewa Agung Karna diutus untuk melakukan semedi atau ngastawa disebelah Gunung Paneraga aga dan mendapatkan anugerah untuk mengangkat sungai Wos untuk mengairi sawah – sawah yang kekeringan di wilayah Grogak.

Doa  Dewa Agung Karna diberkati, selanjutnya dibangunlah sebuah parhyangan yang diberi nama Pura Astawa.

Ketut Darya penangung jawab komunitas Seni Wangbong disela pementasan menyebutkan, pergelaran tarian topeng diharapkan bisa memberikan motivasi bagi generasi muda  untuk melestarikan dan mencintai tarian topeng.

” Dengan dilaksanakan pertunjukan topeng Panca Klasik di PKB, semoga membuat peminat seni topeng semakin menyebar tidak hanya sebatas penikmat saja. Dikemudian hari bisa menjadi motivasi para generasi muda untuk meneruskan tarian topeng,” kata Ketut Darya.

BACA :  Jaga Kenyamanan Wisatawan, Polsek Ubud Gelar Operasi Penertiban Parkir

Ditambahkan, topeng Panca Klasik bukan hanya sekedar penghibur di PKB. Lebih dari itu pementasan topeng panca klasik juga untuk memperkenalkan seni topeng yang sudah diwarisi secara turun temurun.

Dibagian Ketut Kodi selaku penggagas cerita Ratna Ngastawa menjelaskan dalam mendesain cerita pihaknya bukan hanya semata untuk menghibur. Tapi, selalu menyelipkan nilai- nilai kemanusian dalam pementasan.

Kodi menambahkan, kata klasik dalam tarian topeng jangan dikonotasikan secara negative. Misalnya kata klasik identik dengan kata jadul.

“ Klasik yang dimaksud bukan pemerannya, melainkan seni topeng panca yang sudah ada dari generasi ke generasi yang tetap lestari sampai saat ini, ” tegas  Ketut Kodi. ( Rls/Sur)

 

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular