Senin, Mei 13, 2024
BerandaKarangasemData Satelit, PVMBG Sebut Sebaran Abu Vulkanik Mencapai Ketinggian 5.500 Meter Diatas...

Data Satelit, PVMBG Sebut Sebaran Abu Vulkanik Mencapai Ketinggian 5.500 Meter Diatas Permukaan Laut

Karangasem, balipuspanews.com – Pasca erupsi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani pagi ini, Senin (31/12) melaksanakan press rilis terkait kondisi terkini dari aktivitas Gunung Agung yang berada di Kabupaten Karangasem, Bali.

Dalam press rilis yang berlangaung dipos pemantauan Gunung Api Agung Rendang, Karangasem itu disebutkan, terkait erupsi Gunung Agung pada tanggal 30 Desember 2018 pukul 04.09 wita selama 3 menit 8 detik dengan aplitudo 22 mm.

Erupsi ini terjadi akibat adanya overpreasure akibat akumulasi gas gas vulkanik. Pada saat erupsi teramati sinar api diareal puncak kawah Gunung. Hanya saja ketinggian abu tidak teramati lantaran tertutup kabut.

Berdasarkan informasi satelit, abu vulkanik bergerak ke arah tenggara dengan ktinggian abu vulkanik mencapai 5500 meter diatas permukaan laut. Hujan abu tipis dipaorkan terjadi diwilayah karangasem sektor tenggara Gunung Agung.

Sebelum erupsi ini terjadi, tidak teramati peningkatan intensitas kegempaan yang signifikan namun beberapa gempa vulkanik terekam diantaranya, gempa dilereng utara Gunung Agung pada tanggal 28 Desember lalu dengan magnitude M2.7 pukul 02.49 wita dan M2.4 pukul 15.31 wita.

BACA :  Tabrak Truk Dum, Warga Padangaji Selat Karangasem Meregang Nyawa

Gempa yang terjadi, mengindikasikan adanya pergerakan magma kepermukaan pada periode 27 sampai 29 Desember 2018 (sebelum erupsi). Selain itu, satelit MODIS juga tidak menunjukkan adanya anomali termal dipermukaan kawah Gunung Agung yang mengindikasikan tidak adanya materian lava segar dipermukaan kawah.

Sebelum erupsi, Gunung Agung mengalami erupsi pada tanggal 27 juli 2018 dan 29 juli 2018 pukul 06.47 wita. Disamping itu, peristiwa gempa lombok dengan magnitude M6.4 disertai beberapa aftershok rentetan gempa bumi tektonik disekitar pulau lombok teramati mempengaruhi aktivitas Gunung Agung dimana guncangannya berperan dalam pelepasan gas gas vulkanik yang dimanifestasikan dipermukaan dalam bentuk hembusan.

Pada kondisi ini, akumulasi gas dikedalaman menjadi terganggu sehingga potensi erupsi justru berkurang selam periode aftershok gempa lombok. Gunung Agung tidak erupsi namun seiring dengan berkurangnya gempa tektonik, akumulasi gas vulkanik di Gunung Agung menjadi memungkinkan. dalam sebulan terakhir gempa gempa yang terekam di Gunung Agung didominasi oleh gempa hembusan, gempa tektonik dan beberapa kejadian gempa vulkanik dangkal dan dalam.

BACA :  Ditinggal ke Toilet, Balita di Desa Ababi Tenggelam di Kolam Koi

Berdasarkan analisia data secara menyeluruh, potensi untuk terjadinya erupsi yang lebih besar masih relatif kecil. Erupai yang mungkin terjadi saat ini dapat berupa lontaran material batu atau lava pijar, hujan abu, maupun hembusan gas vulkanik. (rls/bpn/tim)

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular