JEMBRANA, balipuspanews.com- Sopir-sopir truk yang masih beroperasi pada H-2 harus bersabar untuk bisa menyeberang. Pasalnya, jumlah truk yang diseberangkan dibatasi untuk memprioritaskan pemudik.
Pembatasan jumlah truk yang menyebrang itu mulai dilakukan Jumat malam. Bahkan untuk truk sempat tidak dilayani membeli tiket penyebrangan.
Akibatnya penumpukan terjadi di jalur antrean truk dan bus. Antrean kendaraan barang tersebut bertahan hingga Minggu (1/5/2022).
Pergerakan antrean truk itu memang sangat lambat. Sekitar satu jam hanya bergerak beberapa meter saja. Akibat antrean truk di jalur utama itu membuat warga kesulitan melintas karena semua jalan tertutup kendaraan besar.
Sampah-sampah bekas makanan dan minuman yang dibuang sembarangan juga berserakan di jalan utama.
“Saya sampai diekor antrean pada Sabtu malam sekitar jam delapan. Sampai saat ini belum juga masuk pelabuhan,” ujar Surahman, seorang sopir tronton.
Sopir lainya mengaku sudah 14 jam terjebak antrean belum juga masuk pelabuhan.
“Pergerakanya sangan lambat. Saya hitung selama 6 jam baru bergerak satu kilometer,” ujarnya.
Dengan lamanya terjebak antrean, maka sopir-sopir ini akan belum sampai dirumahnya saat hari raya Lebaran. Namun mereka tidak mempermasalahkan karena ini sudah menjadi resiko bekerja sebagai sopir angkutan barang.
“Kami sudah biasa hari raya masih dijalan. Keluarga juga sudah maklum karena ini demi nafkah kami,” ungkap Rhasid sopr asal Jakarta.
Sementara itu Kapolres Jembrana AKBP Dewa Gde Juliana, menyampaikan memang saat padatnya arus mudik, yang lebih diprioritaskan menyeberang adalah pemudik dan untuk kendaraan barang yang memang sudah dilarang beroperasi jumlahnya.
“Pembatasan kendaraan barang yang dimuat kapal ini dilakukan karena untuk mengutamakan pemudik, mengingat situasi arus mudik padat,” jelasnya.
Penulis: Anom
Editor: Oka Suryawan
