Rabu, Mei 1, 2024
BerandaNewsReligiTradisi Pindapatta, Derma Umat kepada Biksu di Hari Trisuci Waisak 2018

Tradisi Pindapatta, Derma Umat kepada Biksu di Hari Trisuci Waisak 2018

Semarapura,balipuspanews.com – Kapolres Klungkung AKBP. Bambang Tertianto, SiK. CFE.  dan istri Nyonya Dewi Bambang Tertianto, mengikuti tradisi Pindapatta sebagai rangkaian peringatan hari Trisuci Waisak 2018 yang di selenggarakan di Vihara Dharma Ratna Klungkung, Selasa, ( 29/5) sekitar pukul 10.00 Wita.

Prosesi Pindapatta dimulai dengan persembahyangan yang diikuti para Biksu bersama-sama dengan umat di Vihara Dharma Ratna Klungkung.Dalam tradisi Pindapatta ini, para Biksu berjalan kaki dengan kepala tertunduk membawa Patta / Patra ( mangkok makanan ) menerima / memperoleh  derma dari umat guna menunjang kehidupannya.

Kapolres Klungkung bersama dengan Nyonya dan umat lainnya ikut memberikan derma kepada para Biksu dalam bertuk angpao dan keperluan sehari-hari.

“Melalui tradisi Pindapatta ini, umat berkesempatan untuk memberikan derma kepada para Biksu, karena keperluan sehari-hari para Biksu seperti makanan dan minuman semuanya bersumber dari derma yang diberikan oleh umat’ jelas Kapolres Klungkung.

Untuk diketahui bersama Pindapatta merupakan tradisi Buddhis yang telah dilaksanakan sejak zaman kehidupan Sang Buddha Gotama (bahkan sejak jaman para Buddha terdahulu) hingga saat ini, terus berlanjut hingga jaman Buddha-Buddha yang akan datang.

Tradisi Pindapatta ini masih tetap dilaksanakan di beberapa negara, seperti Thailand, Kamboja, Myanmar dan Srilanka.

Sedangkan di negara-negara lain termasuk Indonesia, tradisi ini sudah jarang dilaksanakan disebabkan banyak faktor yang tidak mendukung pelaksanaan kebiasaan ini.

Seperti jumlah Bhikkhu yang tidak banyak, juga jumlah umat Buddha yang sedikit, dan banyak pula diantaranya yang tidak mengerti dan tidak mengenal tatacara tradisi Pindapatta ini.

Pemberian dana makanan kepada para Bhikkhu/Bhikkhuni ini tidak sama dengan pemberian sedekah atau berdana kepada seorang pengemis, peminta-minta, dan sebagainya.

Dalam Pindapatta ini seorang Bhikkhu/Bhikkhuni tidak boleh mengucapkan kata-kata meminta, tetapi umatlah yang secara sadar dan ikhlas, serta semangat bakti memberikan/ mendanakan makanan demi membantu kelangsungan kehidupan suci para anggota Sangha dan membantu kelangsungan serta melestarikan Buddha Dhamma itu sendiri.

Bagi para Bhikkhu/ Bhikkhuni sendiri, pindapatta ini merupakan cara untuk melatih diri hidup sederhana/ prihatin, belajar menghargai pemberian orang lain, dan melatih Sati (perhatian/kesadaran murni), serta merenungkan bahwa fungsi utama makanan adalah untuk memenuhi kebutuhan badan jasmani agar tidak cepat sakit dan lapuk, bukan untuk kesenangan dan mencari kenikmatan.

Sedangkan bagi umat Buddha, pindapatta ini merupakan ladang yang subur untuk menanam jasa kebajikan sebab berdana kepada Mereka yang menjalani kehidupan suci merupakan suatu berkah yang utama.(Roni/bpn/tim)

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular