Minggu, Mei 19, 2024
BerandaBadungAtasi Permasalahan Sampah, Badung Datangkan Mesin Berbasis Incinerator

Atasi Permasalahan Sampah, Badung Datangkan Mesin Berbasis Incinerator

BADUNG, balipuspanews.comBerbagai langkah dilakukan Kabupaten Badung dalam mengatasi permasalahan limbah sampah yang sampai saat ini menjadi masalah di Bumi Keris. Terbaru untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemkab Badung mendatangkan mesin pengolahan limbah sampah berbasis incinerator.

Kepastian itu terungkap saat peresmian PDU Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Rabu (23/8/2023).

Tim Ahli Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Lingkungan Hidup Kehutanan, Pramono Iriawan ketika ditemui media balipuspanews.com saat peresmian mengatakan mesin pengolahan limbah sampah berbasis incinerator ini ditunjukkan untuk mengendalikan volume limbah yang ada di Bali khususnya di Kabupaten Badung.

“Incinerator ini tujuannya adalah untuk mengelola limbah sampah domestik yang telah dilakukan pemilahan. Sehingga nanti tidak ada tumpukan sampah yang ada di TPA. Tujuannya juga untuk mengendalikan pencemaran,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan mesin pengolahan limbah sampah ini juga untuk mengendalikan emisi.

“Pengolahan sampah disini adalah sistem terintergrasi dari pemilahan sampai ke proses pemusnahan yang tujuannya untuk pengolahan limbah sampah di Kabupaten Badung,” ungkap Pramono.

BACA :  CPMI Diberikan Pemahaman Agar Aman dan Nyaman Bekerja di Luar Negeri

Pihaknya optimis dengan sistem pengolahan sampah ini dapat mengatasi permasalahan sampah sekarang ini, namun ia menekankan penanganan sampah tersebut membutuhkan bantuan semua pihak.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung, I Wayan Puja menuturkan bahwa pemerintah Kabupaten Badung mendatangkan 6 buah mesin pengolahan sampah berbasis incinerator.

“Mudah-mudahan kegiatan operasional pengolahan sampah di TPST mengwitani ini yang berdasarkan konsep yang sebenarnya. Tempat ini untuk menyelesaikan residu dari sampah-sampah yang sudah diolah ditingkat rumah tangga, TPS3R, dan juga diolah dengan teknologi RDF.

Kita mau tidak ada tumpukan sampah, jadi sampah itu berubah bentuk menjadi abu, nantinya abu tersebut bisa dibentuk menjadi batako dan yang lainnya,” ungkapnya.

Wayan Puja menuturkan sumber dana yang digunakan untuk menciptakan tempat olah sampah ini baik dari mesin dan juga bangunan menggunakan APBD sebesar Rp 26 Miliar.

Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat tetap harus mengurusi sampah, kalau tidak begitu tidak mampu mengatasi masalah sampah.

“Kita sangat mengharapkan masyarakat itu peduli terhadap sampah yang mereka hasilkan, caranya dengan aktivitas yang rutin dengan mengelola sampah ketempat yang terpilah, setelahnya lembaga lah yang memiliki tugas,” tuturnya.

BACA :  Overstay dan Tidak Mampu Bayar Biaya Perpanjangan, WN Rusia Dideportasi

Founder mesin pengolahan sampah, Prabowo mengatakan terciptanya mesin ini untuk menjawab permasalahan sampah di Indonesia yang tidak pernah ada solusi yang pasti. Ia menuturkan bahwa mesin ini juga ramah lingkungan.

“Jadi mesin ini diciptakan untuk melakukan mengendalikan masalah sampah secara kesinambungan tidak lagi dengan TPA penuh, dan mencari TPA lagi,” katanya.

Ia menyampaikan bahwa yang menjadi masalah utama sekarang ini yakni dalam hal memilah sampah. Karena sekarang ini banyak sampah yang campur aduk. Sementara pilihan teknologi untuk pengelolaan sampah campur aduk itu masih sangat terbatas.

“Seharusnya sampah yang sudah terpilah itu, organik masuk ke pabrik kompos untuk menjadi pupuk kompos. Kemudian sampah hasil pilahan daur ulang sebagai bahan baku daur ulang, sisanya dimusnahkan oleh mesin incinerator,” ungkap Prabowo.

Komisaris Utama Dodika Incinerator, Karina Prabowo Sanger menjelaskan Dodika incinerator ini diciptakan manual untuk menyerap tenaga kerja, menciptakan lapangan kerja baru, dan digaji sesuai dengan UMR setempat.

Karina menuturkan bahwa harga 1 unit dari mesin incinerator ini sebesar Rp 4,5 M diluar ppn.

BACA :  823 PPPK Formasi 2023 Dilantik, Langsung Diingatkan Soal Etika Birokrasi

“Kita ada 3 type, ada type 1,5, type 2,5, type 3,5 kubik perjam. Jadi kurang lebih satu hari itu memakan sampah basah sebanyak 15 ton perhari. Tetapi kalau sampah kering sampai 20 ton,” jelasnya.

Penulis: Kadek Adnyana

Editor: Oka Suryawan

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular