Senin, Mei 13, 2024
BerandaJembranaTeridentifikasi 312 Lontar, 41 Rusak

Teridentifikasi 312 Lontar, 41 Rusak

Negara, balipuspanews.com – Sebanyak 312 lontar teridentifikasi dan sebanyak 41 dinyatakan rusak di Kabupaten Jembrana.

“Pendataan naskah kuno berupa lontar itu memang baru dilakukan sejak akhir tahun 2016. Jumlah lontar yang baru teridentifikasi sebanyak 312 lontar. Dimanan 41 lontar diantaranya dalam kondisi rusak,” kata Koordinator Penyuluh Bahasa Bali, I Made Dwi Adipraya, Senin, (14/8).

Ia mengatakan penjajagan dilakukan ke bendesa pakraman, kelihan adat serta para tokoh adat dan spiritual.

“Selama ini lontar itu tidak pernah dimanfaatkan hanya diwarisakan tanpa ada yang mengetahui isinya,” ungkapnya.

Dari ratusan lontar yang telah masuk katalog tersebut dikategorikan empat janis yakni lontar usada atau pengobatan, lontar wariga yang berisi padewasan (hari baik), lontar kadiatmikan yang mempelajari ilmu kebatinan dan lontar babad yang berisi catatan sejarah. Lontar- lontar tersebut bertuliskan aksara Bali serta ada beberapa menggunakan bahasa Jawa kuno (kawi).

“Banyak sekali lontar-lontar yang tulisanya pudar sehingga harus dihitamkan kemabli,” ujarnya. Adipraya juga mengatakan lontar yang sudah terientifikasi baru sekitar 50 persen yang sudah dikonservasi. Identifikasi dan konservasi akan terus dilakukan secara berkelanjutan.

BACA :  Tokoh Pendidikan Hindu di Jembrana Diberi Penghargaan

“Masih banyak lontar yang tersebar di masyarakat. Lontar itu kebanyakan sudah tua dan tidak terawat secara sekala dan hanya dilakukan pemeliharaan secara niskala sehingga kondisi fisik lontar bahkan banyak yang rapuh dan tulisannya memudar

“Lontar yang ada saat ini bentuknya sama hanya beda ukuran dan isinya. Selain karena dikramatkan tanpa diperhatikan atau istilahnya ajewera dengan alasan taksu sehingga harus dipingitkan, yang juga terjadi dimasyarakat ada ketakutan untuk mempublikasikan lontar yang dimiliki atas dasar kepercayaan tertentu,” jelasnya.

Sehingga generasi muda hanya sekedar tahu nama lontar dan bentuk lontar tanpa mengetahui isinya. “Kami berusaha untuk memasyarakatkan lontar sebagai salah satu bentuk naskah karya satra kuno serta menyusun katalog untuk memudahkan pemantauan persebarannya. Naskah karya sastra kuno sangat penting sekali, dalam lontar banyak sekali ilmu pengetahuan yang bisa kita dipelajari,” ungkapnya.

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular